Selasa, 05 November 2013

KUMPULAN NASKAH DRAMA

PROPERTI
a. 1 tikar / kloso
b. 4 kursi
c. 1 Meja
d. dan pakaian para pemain

KONSEP PEMENTASAN
Drama ini diilhami dari cerita ” Legenda Batu Menangis ” yang bersal dari Sulawesi Utara, karena kami menganggap bahwa dalam cerita tersebut banyak terdapat nilai – nilai kemanusiaan yang dapat kita tanamkan untuk anak tingkat sekolah dasar, misalnya sikap untuk tidak durhaka terhadap orang tua, sikap untuk tidak berbohong, dan menunjukkan bahwa kasih sayang orang tua tidak akan pernah lekang sampai kapanpun.
Dalam drama ini kami telah melakukan banyak perubahan – perubahan tokoh dari cerita yang sebenarnya dan kami telah memodifikasi cerita ini hingga hampir mirip dengan kisah – kisah kehidupan nyata seperti sekarang ini.

SINOPSIS CERITA
Ada sebuah keluarga sederhana yang tinggal di suatu desa . keluarga tersebut terdiri dari seorang Ibu dan dua orang anaknya yaitu Joko dan Anik . Meskipun hidup dalam keluarga yang sangat sederhana, Joko tingkah laku Joko setiap harinya seperti orang kaya . Tak jarang terjadi pertengkaran dirumah tersebut hanya gara – gara lauk pada saat makan. Namun Ibu Joko dan Anik (kakak Joko) selalu bersabar menghadapi tingkah laku Joko, hal itu dikarenakan Joko merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga tersebut, apalagi setiap kali beradu mulut Joko selalu mengancam akan pergi dari rumah apabila keinginannya tidak dituruti oleh Ibunya .
Joko mempunyai seorang pacar anak orang kaya yaitu anak juragan sapi dari desa sebelah. Hal tersebut diceritakan Joko terhadap Ibunya . Betapa terkejutnya sang Ibu pada saat Ibunya mendengar dari Joko bahwa dia telah berbohong dengan mengatakan bahwa dia adalah anak orang kaya untuk mendapatkan gadis tersebut . Dan yang lebih menyakitkan lagi Joko menyuruh sang Ibu untuk memanggil Joko tuan pada saat Joko bersama dengan sang kekasih, namun sang Ibu masih dapat bersabar .
Suatu hari pacar Joko meminta Joko untuk melamarnya dan Jokopun menyanggupinya dengan segala syarat yang diajukan oleh sang pacar yaitu Joko harus menyerahkan uang sebesar Rp.20.000.000,- kepada calon mertuanya . kejadian ini membuat Joko bingung dan kembali Joko mendesak Tbunya untuk menyediakan uang tersebut dalam waktu dua hari. Dan Joko tidak mau tahu bagaimana caranya sampai-sampai Joko menyuruh Ibunya Untuk menjual tanah warisan dari bapaknya . dan lagi-lagi sang Ibu tidak kuasa untuk menolak karena Joko mengancam akan pergi dari rumah apabila keinginannya tidak segera di penuhi .
Dan sesuai dengan waktu yang telah disepakati, Jokopun melamar pacarnya dengan memenuhi syarat yang telah diajukan. Pada saat melamar Joko membawa sang Ibu yang telah disuruh untuk mengaku sebagai pembantunya . dan pada saat pelamaran tersebut sang calon mertua Joko bertanya kepada Joko tentang orang tua Joko dan Joko menjawab bahwa orang tua laki-lakinya telah meninggal dunia pada saat Joko masih kecil. Calon mertuanya bertanya kembali tentang Ibu Joko, Joko pun kebingungan untuk menjawab, dan setelah ditanya beberapa kali oleh calon mertuamya maka Jokopun menjawab bawwa Ibunya telah meninggal dunia . seketika itupun Ibu Joko tidak dapat menahan kesabaran lagi dan secara tidak sengaja mengutuk Joko menjadi patung .
KARMA
Ada sebuah keluarga yang terdiri dari seorag Ibu dan dua orang anaknya yang bernama Anik dan Joko. Mereka hidup dalam keadaan yang sangat sederhana .
Mbok : (sambil membawa nasi) ” Anik, lauknya bawa kesini, itu tadi yang Mbok letakkan didekat kompor .”
Anik : (sambil membawa lauk) ” Iya Mbok ” .
Mbok : (sambil menata makanan) ” Ayo ditata dulu makanannya setelah itu panggil adikmu Joko, kita sarapan bersama. “
Anik : ” Joko masih mandi, Mbok “
Sesaat kemudian Jokopun datang dan duduk diantara Mbok dan Anik
Joko : ” Sarapannya apa, Mbok ? “
Mbok : ” ya seperti biasanya toh Jok, tahu sama tempe . “
Joko : (dengan suara keras) ” Apa tahu clan tempe lagi kata Mbok ? Aku kan bosan mbok, tiap hari makan tempe dan tahu . Pokoknya aku nggak mau. “
Anik : ” Sudahlah Jok diakan saja . Yang kita punya kan cuma ini . “
Joko : ” Mungkin Mbak bisa makan seperti ini setiap hari, tapi aku nggak bisa Mbak. “
Mbok : ” Kamu ini mbokya ngerti toh , Mbok ini kerjanya apa ? Mbokkan Cuma buruh tani . Kamu juga tahu sendiri kalau beberapa hari ini sawahnya kebanjiran. “
Joko : ” Mbokkan bisa cari kerja yang lain, nyuci baju orang kek, jadi buruh pabrik kek, atau yang lainnya . “
Mbok : ” Kamu iti gimana toh Jok, memang cari kerja itu gampang.”
Joko : ” Ya sudah Aku makan tapi Aku nggak mau kalau besok lauknya tahu dan tempe lagi “
Akhirnya merekapun sarapan bersama. dan tiga puluh menit kemudian …….
Mbok : ” Anik, tolong piring-piringnya bawa kedalam . “
Anik : ” Baik Mbok “
Mbok : ” Jok, Mbok perhatikan pagi-pagi seperti ini kamu sudah rapi , mau kemana ? “
Joko : ” Itu Mbok pacarku mau kesini, Mbok ! “
Mbok : ” jadi kamu punya pacar toh . Anak siapa ? “
Joko : ” Itu lho, anaknya juragan sapi dari kampung sebelah. “
Mbok : (sambil terkejut) Apa ….. ? Kamu pacaran sama anaknya juragan sapi itu. Memang dia mau pacaran sama kamu yang anaknya buruh tani ?
Joko : (bingung) ya aku tidak ngomong kalau aku ini anaknya buruh tani . Aku bilang aku adalah anaknya orang kaya. “
Mbok : (sambil mengelus dada) Astaghfirullah Joko. kenapa kamu berbohong seperti itu ? “
Joko : (dengan nada agak kerat) “Mbok, aku lakukan ini demi kita Mbok. Memangnya, Mbok nggak senang kalau Mbok punya memantu orang kaya?”
Mbok : “Ya, Mbok senang punya menantu orang kaya tapi jangan begitu caranya. Nati kalau pacarmu tahu kalau kamu orang miskin bagaimana terus bagaiaman?”
Joko : “Ya, aku ngggak tahu”
Mbok : “ Kamu itu bagaimana toh Jok?”
Joko : “Oh ya nanti pacarku mau datang ke sini, dan aku mau Mbok jangan memanggil aku “anak” tapi Mbok harus memanggil aku “tuan” dan Mbok harus mengaku sebagai pembantuku.”
Mbok : (terkejut) “Masya Allah Joko, kamu kok tega sama Mbok, Mbokkan orang tua kamu, masak kau menyuruh Mbok memanggil kamu tuan.”
Joko : (Sambil berdiri) “aku nggak mau tahu pokoknya Mbok harus seperti itu, kalau Mbok nggak lebih baik aku pergi dari sini. Aku sudah bosan hidup sebagai orang miskin, rumah yang sempit dan nggak punya apa-apa”
Mbok : (sambil memegang tangan Joko) ” Ya sudah , ya sudah nnti kalau pacar kamu datang Mbok akan berpura – pura menjadi pembantu kamu, tapi kamu j angan pergi kamu kan anak laki-laki Mbok satu-satunya . Ya sudah Mbok tinggal ke dapur dulu . “
Joko modar-mandir menanti kedatangan sang pacar dan sesaat kemudian pacar Jokopun datang .
Ariska : (dengan nada manja) ” Sayang, tahu nggak aku sudah nunggu lama disana . Untung tadi aku ketemu sama Joni teman kamu. Katanya kamu suruh aku kesini . Ini rumah siapa sich sayang ?”
Joko : ” Oh ……….. ini rumah pembantuku, aku kesini menjenguk anaknya yang sedang sakit. “
Tiba-tiba ibunya Joko keluar
Mbok : ” Oh …… ada tamu toh .
Ariska : ” Eh !Dia siapa sayang ?
Joko : ” Oh ini ! dia adalah pembantuku yang aku ceritakan tadi
Mbok : ” Iya, saya adalah pembantu tuan Joko . Tuan kesini menjenguk anak saya yang sedang sakit . “
Joko : ” Oh ya ! sayang kamu mau minum apa ? “
Ariska : ” E…. ada orange jus gak yang ?”
Joko : ” Aduh sayang di rumah pembantu masak ada orange j us!”
Mbok : ” Benar Non! Saya ini kan hanya orang kampungyang ada Cuma air putih.”
Ariska : ” Ya udah deh air putih aja.”
Joko : ” Cepat Mbok ambilkan!”
Mbok : ” Baik Tuan.”
Setelah Si Mbok masuk, Joko dan Ariska berbincang – bincang di depan rumah.
Ariska : ” Ngomong – ngomong aku harus duduk di mana?”
Joko : ” Di sini aja ya Yang?”( Sambil menunjuk tikar)
Ariska : ” Apa??? Masak aku disuruh duduk di tempat yang kotor ini?”
Joko : “Maklumlah Yang, ini kan rumahnya pembantu jadi umtuk sementara duduk di sini aja!”
Ariiska : ” Ya dah deh kalau begitu.”
Si Mbok keluar dangan membawa dua gelas air putih.
Mbok : ” Ini Non airnya, silahkan di minum.”
Joko : ” terimakasih Mbok . ya sudah silakan Mbok masuk kedalam . “
Setelah Mbok masuk kedalam, Joko dan Ariska melanjutkan kembali percakapannya.
Ariska : ” Yang, kita kan sudah lama pacaran. Kapan sayang melamar aku ? Mami sudah sering tanya. “
Joko : (sambil berfikir) ” E… Bagaimana kalau bulan depan ? “
Ariska : ” Tapi Yang, Mami kan mau pergi keluar negeri . “
Joko : ” bagaimana kalau minggu depan ? “
Ariska : ” begini Yang, kata Mami 2 hari lagi Sayang harus melamar aku. “
Joko : (dengan terpaksa jokopun menyetujuinya ) ” ya sudah, 2 hari lagi aku melamar kamu. “
Ariska : ” Tapi Yang, kata Mami ada syaratnya. “
Joko : ” Apa syaratnya Sayang ? “
Ariska : ” Saat melamar, sayang harus membawa uang sebesar Rp. 20.000.000,-”
Joko : (terkejut)” a…… pa ? dua puluh juta ?”
Ariska : ” Sayang kenapa kok terkejut ! uang dua puluh juta kan kecil buat sayang
Joko : (berpura – pura ) ” Ah , siapa yang terkejut . kalau hanya uang dua puluh juta itu kecil buat aku . “
Ariska : ” Jadi bagaimana Yang ? Sayang jadi kan melamar aku ?”
Joko : ” Ya pasti dong sayang “
Ariska : ” Ya udah ya , aku pulang dulu Yang . Aku masih ada j anj i sama teman – teman mau pergi ke Mall. Da……… (sambil melambaikan tangan)
Joko : (sambil melambaikan tangan) ” hati – hati dijalan ya. “
Setelah Ariska pulang, Joko masuk kedalam rumah dengan perasaan yang bingung. Melihat joko yang seperti itu si mbok juga ikut bingung.
Mbok : “Ada apa to jok, kok mbok lihat sepertinya kamu bingung sekali ?”
Joko : ” Gini mbok, orang tua Ariska minta aku melamar Ariska dua hari lagi”
Mbok : “Kamu mau melamar pakai apa jok ? kamu kan belum kerja”.
Joko : “Mamanya Ariska juga minta uang Rp.20 juta buat melamar anaknya”.
Mbok : “Apa??? 20juta??? Kita dapat uang sebesar itu dari mana ? kita kan hanya orang miskin, buat makan saja kita susah. Apalagi 20 juta !”
Joko : “Pokoknya aku gak mau tahu. Dalam dua hari mbok harus menyiapkan uang 20 juta untuk melamar pacarku”.
Mbok : “Masyaallah jok, ya gak mungkin toh mbok dapat uang 20juta dalam dua hari”.
Joko : “Tapi kita kan masih punya tanah peninggalan bapak yang ada dibelakang rumah itu mbok”.
Mbok : “Jok, itu kan peninggalan bapakmu satu-satunya. Masak kamu tega nyuruh mbok menjualnya”.
Joko : “Sudahlah mbok jual saja. Kalau mbok gak mau jual lebih baik aku pergi saja dari rumah”.
Mbok : “Jangan gitu toh nak, kita kan sudah gak punya apa-apa lagi”.
Joko : “Pokoknya aku gak mau tahu, lebih baik aku minggat kalu mbok gak mau menjualnya”.
Mbok : ” Ya udah jok, nanti mbok pikir-pikir dulu. “
Joko : “Kalau gitu aku keluar dulu”.
Karena mendengar keributan antara mbok dan adiknya, Anikpun keluar.
Anik : “Ada apa toh mbok aku dengar dari dalam kok rebut saja”.
Mbok : “Adikmu ini lho, katanya dia mau melamar pacarnya dan calon mertuanya minta uang sebesar 20 juta. mbok bingung harus cari uang dimana. Malahan dia nyuruh mbok jual tanah peninggalan bapakmu”.
Anik : “Terus mbok mau ?”.
Mbok : “Lha gimana lagi nik, adikmu ngancam mau minggat dari rumah kalau mbok gak jual tanah. Dia kan anak-anak laki-laki mbok satu-satunya”.
Anik : (dengan nada kesal) “Mbok sih selalu saja menuruti keinginan joko”.
Mbok : “Mbok sudah gak punya cara lagi nik. Mbok bingung ! !”.
Anik : “Ya sudah, terserah mbok saja. Anik masuk dulu mau nyuci piring mbok”.
Dengan merasa terpaksa sekali, maka ibu jokopun menjual tanah peninggalan almarhum suaminya. Ibu joko akhirnya pergi kerumah Bu Anis juragan kaya di desanya yang biasa membeli tanah.
Bu Anis : “Jeng…..aku baru beli kalung berlian lho bagus banget !”
Bu Hefni : “Iya to bu….., mana aku pengen lihat ! aku kemarin juga baru dibeliin cincin permata sama suamiku dari Korea Selatan”.
Ibu joko : “Permisi Bu Anis….., kulonuwun ?!”.
Bu Anis : “Oh …monggo, lho! Bu Joko, mari masuk bu. Silahkan duduk, silahkan bu !”.
Ibu joko : “Iya bu…terimakasih”.
Bu Anis : “Kok tumben bu joko. Ada perlu apa ? ndak biasanya loh ibu main kerumah saya…”.
Ibu joko : “Oh …iya bu, begini…. maksud kedatangan saya kemari tadi pertama mau silaturrahmi dan yang kedua mau…. anu…..saya dengar ibu bias membeli tanah, dan saya bermaksud akan menawarkan tanah saya dibelakang rumah itu untuk saya jual kepada ibu”.
Bu Anis : “Iya ta bu… ibu apa bawa surat-surat tanahnya ?”.
Ibu joko : “Ini bu !” (sambil menyerahkan surat-surat tanah)
Bu Anis : “Iya, saya periksa dulu ya bu !” (memeriksa surat-surat tanah). Terus ibu mau menjual tanah ini berapa bu ?”.
Ibu joko : “Emmm…… kalau Rp.25.000.000 bagaimana bu ?”.
Bu Anis : “Kok Rp.25.000.000 to bu! Kalau Rp.18.000.000 bagaimana?”.
Bu joko : “Kok Rp.18.000.000to bu, ya udah kalau Rp.20.000.000 saja bagaimana bu… yang penting jangan kurang dari Rp.20.000.000 ya bu…. bagaimana?”.
Ibu Hefni : “Sudahlah jeng…. iya saja !”.
Ibu Anis : “Ya sudah bu…baiklah, saya beli Rp.20.000.000. sekarang saya ambilkan uang dulu kedalam ya bu !”.
Ibu Hefni : ” Bu…. kok tanahnya dijual, memangnya ada keperluan apa to bu! Kelihatannya mendadak sekali!”.
Bu j oko : ” Hemmm… iya bu, ada keperluan keluarga. Hem…”
Ibu Anis : (keluar dari kamar) ” Ibu joko, ini uangnya Rp.20.000.000, coba dihitung dulu bu !”.
Bu joko : “Ndak bu…. saya percaya kok sama ibu. Terimakasih….kalau begitu saya pamit dulu ya bu. Terimakasih…….”.
Bu Anis : “Oh iya bu, kok tergesa-gesa, baiklah bu…. saya juga terimakasih. Nanti kalau saya butuh surat-surat keterangan yang lain bolehkan saya main kerumah ibu ?”.
Bu joko : “Oh iya…. silahkan bu. Ndak apa-apa ! Bu Hefni juga boleh main kegubuk saya yang reot itu. Ya sudah bu… saya pamit dulu, terimakasih. Mari…….. “.
Bu Anis : “Iya mari-mari…..hati-hati ya bu !”.
Sementara itu, suasana dirumah Ariska pacar Joko begitu sibuk mempersiapkan acara lamaran. Para pembantu sibuk bersih-bersih dan menata rumah.
Yu : “Aduh…..kerja kok terus, sampek coklek pinggangku ini rasanya. Eh nem nem, sini…..tak kasih tahu!”. (kemudian duduk)
Nem : “Ada apa to Yu…..kok semangat banget”. (sambil meletakkan sapunya dan ikut duduk).
Yu : ” Eh kamu tahu ndak, non ariska itu hari ini mau dilamar juragan kaya katanya guuuuanteng lho!”.
Nem : “Masak sih Yu! Aku kok ndak tau !”.
Yu : “iya! Kamu ini bagaimana to nem nem, masa sama yang terjadi pada juragan kita kamu ndak tahu? Wong tetangga-tetangga yang beli sayur tadi semua membicarakan itu kok ! katanya sih, wajahnya seperti david Beckham pemain sepak bola itu lho nem”.
Nem : “Da….. David Beckham itu sopo to Yu !”.
Yu : “Gusti allah nem nem, makanya kamu itu j adi orang mbok ya nonton TV. Walau kita pembantu tapi mbok yo yang sedikit modern gitu po’o. kaya aku ini !”. (sambil berpose lenggak-lenggok)
Ibu Ariska : “Aduh,duh,duh,duh…… wong disuruh kerja kok ya ngerumpi! Kalian berdua itu piye to Yu, Nem! Ayo coba kamu Nem dah siap pa belum makananya di dapur ?”
Nem : “Belum ndoro putri…..(sambil ketakutan)
Ibu Ariska : “Kok belum piye to Nem, lihat ini sudah jam berapa ? calon besanku tuh mau dating. Ayo cepat sana kamu siapkan makanannya! Dan kamu Yu, bersih-bersih didepan sana. Nanti kalau tamunya dating kasih tau saya ya”.
Yu & Nem : “Inggih ndoro putri……..”.
Ida : “Ada apa to ma…..kok rebut aja sendiri dari tadi, kok ngomel-ngomel terus ida perhatikan”.
Ibu Ariska : “itu loh Yu sama Nem, wong disuruh kerja kok malah ngerumpi”.
Ida : “Iya tuh ma, pembantu kita itu senangnya ngegosip melulu. Malah kemarin itu yang namanya Nem itu malah pacaran dipasar. Bukannya beli sayur malah kencan sama tukang ojek di depan itu loh ma”.
Ibu Ariska : “Oh iya ida , coba kamu lihat mbakmu dikamar. Dandannya udah selesai apa belum, dari tadi dandan kok belum selesai juga. Ayo sana….”.
Ida : “Iya-iya ma…..(sambil agak sewot)
Ariska : ” Mama…..aduh mamaaku udah kelihatan lebih cantik belum ma? Tu bajuku…. antingku juga bagus kan ma?”
Ibu Ariska : “Iya-iya…. anak mama cuuanntik sekali, memang sudah saatnya dilamar. Mbakmu cantik kan ida ? “.
Ida : “Iya cantik!”. (sambil cemberut karena sewot & iri)
Yu : “Maaf ndoro putri……. diluar tamunya sudah datang”.
Ibu Ariska : “Kamu itu piye to yu, kalau tamunya datang ya disuruh masuk to ! ayo cepat suruh masuk !”.
Yu : “Inggih…inggih ndoro putri, inggih!” Setelah tamunya masuk…….
Ariska : “Sayang……. kamu sudah datang ya. Kami semua udah lama nunggu kamu, kok telat sihhh…”.
Joko : “Iya sayang maaf…… maklum Surabaya, macet!”.
Ariska : “Oh…. begitu. oh ya ma ini loh yang namanya joko pacarnya riska”.
Ibu Ariska : “Oh…. ini to yang namanya nak jojko, silahkan duduk nak joko! (sambil berjabat tangan kemudian menyilahkan tamunya duduk) , lho, ini siapa nakjoko?”.
Joko : “Ehmm…ini..ini pembantu saya ma..”.
Ariska : “Iya ma, ini pembantunya sayang joko yang Riska ceritakan kemarin waktu anaknya sakit. Mama masih ingat kan ?”.
Ibu Ariska : “Ohh…. iya mama inget”.
Joko : “Iya ma…..betul sekali. Ma, maksud kedatangan saya kemari mau melamar Riska ma… “.
Ibu Ariska : “Oh… iya. Ibu sih ndak apa-apa, tapi apa kamu sudah membawa persyaratannya?”.
Joko : “Iya sudah…ini ma!” (sambil meminta uang kepada ibunya yang disuruh berpura-pura jadi pembantunya lalu menyerahkannya kepada calon mertuanya)
Ibu ariska : “Sebentar ibu hitung dulu ya nak! …..aduh, udah wis ibu percaya. Ayo ida kamu saja yang hitung dikamar mama”.
Ida : “Iya ma.. . !”. Ibu Ariska : “Yu… Nem… !” Yu & Nem: “Inggih ndoro putri….”
Ibu ariska : “ayo kamu buatkan minum 3 jus jeruk dan camilannnya bawa kesini ya. Cepat!”
Yu & Nem: ” kok 3 ndoro, terus yang itu bagaimana?”(sambil menunjuk pada ibunya joko)
Ibu Ariska : “udah cepet sana! Kalau disuruh itu gak usah banyak Tanya-tanya!” Yu & Nem: “Inggih ndoro..”
Ibu ariska : “Oh iya…orang tuanya nak joko kemana? Kok ndak ikut, mama kira mereka ikut. Kok malah pembantunya yang diajak”.
Joko : “Oh…. papa saya sudah meninggal ma… !” Ibu Ariska : “Oh sudah meninggal, maaf ya nak joko!”
Yu dan Nem masuk keruang tamu sambil membawa minuman dan camilan. Kemudian ibu ariska, ariska dan joko menikmati hidangan yang disajikan sementara ibu joko dibiarkan duduk dilantai tanpa menikamti apapun juga.
Ibu Ariska : “Lalu mamanya nak joko sekarang dimana?”
Joko : “Ehm…. mama …mama …(sambil melihat ibunya dengan bingung), mama saya juga sudah meninggal ma…”
Ibu joko : (langsung berdiri dan menghadap pada joko) joko! Joko anakkku! Mbok masih sehat dan sekarang masih berdiri di hadapanmu kamu bilang mbok sudah meninggal. Astaghfirullah…joko. Aku mbokmu joko, yang mengandung kamu, melahirkan kamu dan sekarang dihadapanmu kamu bilang sudah mati joko !”
Ariska : (saat joko kebingungan) sebentar…. sayang ini siapa sich! Kamu bilang pembantu kamu, tapi kok dia bilang dia ini ibunya kamu. Lalu yang benar yang mana?”
Joko : “Tenang sayang ….yang benar ini bukan ibuku tapi pembantuku. Dan ibuku sudah meninggal”.
Ibu joko : “Durhaka kamu joko !ini balasan kamu joko. Aku mbokmu joko!”
Joko : “Enak saja !kamu bilang kamu ini ibuku ?” (sambil mendorong ibunya hingga jatuh tersungkur kelantai)
Ibu joko : (sambil berusaha berdiri dan membelakangi Joko) Durhaka kamu joko! benar-benar kamu anak durhaka! Ini balasan kamu pada ibumu sendiri ?daripada mbok melihat anak seperti kamu lebih baik mbok melihat patung !»
Joko : (tiba-tiba saja joko terjatuh dan kakinya tidak bias digerakkan) “Aduh kakiku! mbok…mbok…ampun mbok…ampun, maafkan joko mbok…”.
Ariska : (sambil menangis melihat joko) “Ada apa sayang, kamu kenapa? Kakimu kenapa ?ma …ini bagaimana ma…?”
Ibu ariska : “sudahlah nak…mama juga nggak tahu”
Ibu joko : “Sekarang kamu mau mengakui aku sebagai mbokmu dihadapan mereka ! sekarang kamu mau! (sambil marah karena sakit hati)
Joko : (sambil memohon-mohon) “Ampun mbok…ampun!”
Ibu joko : ” tidak joko, ibu tidak akan memaafkan kamu. Ibu sudah terlanjur sakit hati! Ini memang karma yang harus kamu terima!”
Dan akhirnya Jokopun menjadi patung.
Ibu Joko : (berbalik menghadap Joko) ” Jok , Jok, Jok kamu kenapa nak! Ayo bicaralah pada ibu , ya Allah Joko ! mengapa kamu jadi seperti ini nak? astaghfirullah apa yang telah aku katakan, aku telah mengutuk anakku sendiri.
Dan Ibu Jokopun hanya dapat bersimpuh menangis menyaksikan anaknya yang menjadi patung










ANAK DURHAKA
Penulis naskah :Fitriawati

Di malam yang sunyi di sebuah rumah.
Juned               : mana hasil jualan kuenya bu!
Aku mau keluar, bisa stress aku berlama-lama di gubuk jelek ini tros.
Ibu                   : bentar ya nak, ibu salat dulu, nanti ibu lihat ada uang sisa gk?
Juned               : gak da salat-salat, selalu ibu salat, berdoa, coba buka mata ibu, ada ngak perubahan ma keluarga kita, tetap aja kita miskin bu, gak kaya-kaya.
Ibu                   : nyebut nak!
Gak boleh kita ngomong gitu, mungkin sekarang belum dikabulkan
dengan usaha dan doa insya allah akan dikabulkan.
Juned               : gak usah ceramah deh bu, sini cepat duetnya.
Ibu                   : gak da nak, uang ibu tinggal sedikit tu pun untuk modal kue besok.
Juned               : gak mau tahu, sini dompet ibu, dimana ibu simpan duetnya   (sambil         membuang semua isi lemari)
Di luar terdengar suara kereta.
Andi                : jun, cepat lah kawan kita dah nunggu tuh!!
Ibu juned         : nak, nak udah malam gak usah pergi sebaiknya istirahat aja (sambil  menarik lengan baju anaknya).
Juned               : lepasin aku bu, aku udah gedek, jangan ibu ngatur-ngatur aku.
Ibu juned         : (ibunya nekat menarik bajunya, sehingga ibunya terjatuh dan kepalanya   terbentur sudut meja karena didorong oleh juned)
Juned               : yok bro, kita cabut!!
Andi                : tapi gimana ma nyokap lho keknya terluka coba lo lihat dulu.
Juned               : salah sendiri siapa suruh ngelarang-larang gue.
Dikasih tawu keras kepala sih, biar tau rasa,
Yok kita cabut aja.
Andi                : oke dech bos, beres!!
Di tempat nongkrongan.
Very                : hae bro, kusut banget muka lho hari ne, kenapa sich macam culun aja lo
(ha…ha…semua kawan segengnya ketawa berbahak-bahak).
Juned               : resek lho…aku lagi bokek ni gak bisa main, boleh pinjem gak?
ntar aku ganti dech…
very                 : kapan gantinya, yang kemaren aja belum lo bayar.
Juned               : pelit amat sih lu jadi orang, aku pening nie barangnya mana?
Sini, gak tahan lagi nie, cepat lach
Very                : nyantai bro, ya udah malam ni kita pesta ya, aku yang bayarin dech.
Juned               : nah gitu dong, itu baru sobat gue.
Keesokan paginya
Pak keucik       : bangun, bangun udah jam segini masih aja tidur (sambil menepuk bahu
juned).
Juned               : (dengan masih sangat ngantuk, sambil menguap)
Apa urusan lo bangunin gue, gue tahu lo pemimpin disini, tapi jangan
seenaknya aja dong ngerusak kebahagiaan orang.
Kwn juned      : dengan serentak menyaut
Ya betul itu.
Pak keucik       : maaf kalau dah ganggu kalian
Bapak Cuma ngebangunin kalian buat ikut kerumah pak manna karena
orang tuanya meninggal,
bapak harap kalian ikut serta kepemakaman.
Juned               : ikut kerumah pak maman kumis itu!
Gak banget dech pak. Bapak ja yang kesana orang dah mampus pun
dipikirkan, emang kok kita kesana bisa bikin hidup lagi tu orang? Enggak
kan…
Pak keucik       : kalau kalian gak mau ikut ya udah gak usah pergi.
Tapi kalian gak pantas ngomong gitu.
Bapak duluan ya.
Juned               : pigi aja sana, ngapaen uga sini lama-lama, bisa pekak kuping kami
Dengar ceramah bapak. (pak keucik menggelengkan kepala )
Eh bro gue cabut dulu ya, siapa tahu ada pemasukan ni ma nyokap gue.
Kawannya       : ya udah abut aja sana, ntar malam jangan lupa ya
Juned               : beres, pasti gue datang
(juned bergegas pulang)
Sesampai di rumah
Juned               : bu!! (dengan suara membentak)
Ibu                   : ya nak, kenapa (dengan suara serak)
Juned               : waduh…
Tempe, tahu itu-itu ja makananya
Bosan bu tiap hari makan makanan kek gini
Pantesan aja ibu saket-saketan kek ayam keracunan.
Ibu                   : masya Allah
Bersyukr nak, kita masih bisa makan.
Juned               : apa bu!!
Bersyukur??
Amit-amit dech, ibu tiap saat bersujud gak juga ada untungnya.
Ibu                   : nak enggak baik ngomong kek gitu.
Juned               : udah lah bu!!
Gak sah ceramah dech
Ibu ja yang bersyukur sana!!
Oh jangan lupa doain biar cepat kaya!
Ibu                  : nak…
Juned               : bosan diceramahin melulu.
(dibuangnya makanan ke lantai)
Dasar orang tua…pekerjaannya ceramah, ngaji, salat, heran gue.
Ibu                   : sambil menangis ibunya mengambil kembali makanan yang dibuang
anaknya.
Juned               : bu!!
Sini kalungnya
Ibu                   : jangan nak ini satu-satunya peninggalan bapakmu buat Menyekolahi
adikmu.
Juned               : sekolah, sekolah. “ ngapaen sekolah toh presiden udah ada, guru dah da
calon.
Mendingan buat aku ja kalungnya.
(dengan pemaksaan juned merampas paksa kalung ibunya).
Ibu                   : nak tunggu
Juned bergegas meninggali rumah
Dengan kecepatann tinggi juned mengendrai sepeda motor buntutnya. Diperempatan jalan mautpun tak bisa dikendali lg, juned terjatuh dia tak sadar diri. Matanya terbentur batu.
Di rumah sakit, saat juned telah sadar diri.
Juned               : bu… ibu dimana?
Ibu                   : ibu di sampingmu nak.
Juned               : bu maafkan aku, aku gk kan lagi berbuat kejam sama ibu, aku sekarang
Gk bisa melihat lagi.
Aku buta bu.
(dengan tangisan terisak-risak juned meraba-raba tangan ibunya dan
menciumnya)
Ibu                   :  ia nak ibu sudah memaafkan
Asalnya juned berjanji akan bertaubat dan kembali ke jalannya.




Naskah drama 1 (Kisah anak durhaka)

Peralatan yang dibutuhkan ;
- Baju kebaya (Ibunya Bento)
- Blazer atau Jas hitam (Mbah Syrup)
- Botol syrup (Mbah Syrup)
- Mangkok dan obat nyamuk bakar (Mbah Syrup)
- Botol di plastikkin hitam (Kardi)
- Bungkus obat (Kardi)
- Pisau mainan (Ibunya Bento)
- Kacamata, kemeja, dasi dan celana bahan (Jack)
- Dompet (Ibunya Bento)
- Uang mainan (Bento)
- Pistol mainan (Jack)
- Meja dan kursi

Peran dan watak tokoh :
Ema = Ibu dari Bento (Sabar, Baik hati)
Satrio = Bento (Antagonis, pemarah, mudah terpengaruh, pemberani)
Ahsan = Mbah Syrup (Peminum syrup, seorang dukun)
Qonita = Sinta (Protagonis, baik hati, pintar)
Mutiara = Santi (Protagonis, baik hati, pintar)
Tasha = Fani (Antagonis, cewe matre )
Della = Fina (Antagonis, cewe matre )
Ivan = Kardi (Antagonis, mata uangan)
Randy = Jack (Rentenir, kejam, jahat)

Pemeran pembantu :
- Fahmi Akbar = Anak buah Jack
- Fajar Tri Darmawa = Anak buah Jack
- Fiki Angga Azubi = Anak buah Jack

Kisah Anak Durhaka

Pada suatu hari, hidup seorang anak Sekolah Menengah Atas yang memiliki sifat yang labil. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya. Dengan kondisi ibunya yang bersusah payah mengurus nih anak curut yang durhaka.
Pada suatu hari, dimana burung-burung masih berkicau dan matahari masih terbit di sebelah timur, terjadi keributan di gubuk yang sudah seperti rumah. Sebenernya sih emang rumah..Kita langsung ajah ke TKP..!!!

Bento : “BU…!! BU…!! Come Here..!!
Ibunya datang sambil membawa dompet..
Ibu : “ Iyah, ada apa nak??”
Bento : “ Gue kan pengen sekolah nih.. Bagi duit lah..!! GE PE EL…!!!!”
Ibu : “Ibu ga punya duit nak.. Ini ajah tinggal uang ibu untuk bayar
arisan nanti..”
Bento : “Hhaaaahhhh…!!!! BULL DOG..!!! eh, Bull shit..!!”
Ibu : “ Bener nak, ibu ga bohong..”
Bento : “ Udahlah, itu aja bawa sini..!!!”
Bento merampas dompet ibunya, mengambil isinya dan membuang dompet itu ke lantai..Lalu Bento pun pergi ke sekolah. Ibunya pun hanya bisa duduk dan menangis sambil berdoa..
Ibu : “ Ya Allah..Ampunilah dosa anakku ini..”

Di sekolah, Kardi , Fina dan Fani sedang mengobrol. Tiba-tiba mereka melihat Bento yang sambil memegang duit..
Kardi : “Eh girls,Liat tuh si Bento, kayaknya lagi banyak duit tuh bocah.”
Fani : “Wah, iyah ya..Kita kerjain ajah tu bocah..”
Kardi : “Gimana caranya??”
Fina : “Gampang..Gini ajah..”
Fina berbisik-bisik dengan Fani dan Ivan..Tetapi dari belakang mereka ada Sinta dan Santi yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka.
Kardi : “Okeh, ide bagus tuh..!!”
Fina : “Iya donk..siapa dulu..F-I-FI, N-As-NA..Della..!”
Fani : “Yaudah, langsung ajah yuk kita bergerak..!”
Semua : “Ayoo..!!”

Fani dan Fina mendekati Bento..
Fani : “ Hai Bento..Lagi ngapain nih??”
Bento : “Lagi salto..!! Ga liat nih lagi ngitung duit..”
Fina : “Weee..banyak duit nih..Oya, mau ikut kita party ga??”
Bento : “ Party??? Kapan?? Dimana??”
Fani : “ Hhhmmm…Nanti pulang sekolah di rumah gue..Mau ga??”
Bento : “Boleh-boleh..tapi seru ga??”
Fani : “Weeiitss..!! Seru donk..Loe bakal have fun dah..trus loe pasti
bakal nge-fly..Tapi kan di dunia ini ga ada yang gratis..”
Bento : “ Tenang ajah..Nih..!! (Bento langsung ngasih semua uangnya)
Fina : “Okeh..gue tunggu ya pulang sekolah..”
Bento : “Yooo..”

Sepulang sekolah..
Sinta : “ eh..eh..eh.. Bento, tunggu..!”
Bento : “ Ada apa sih??”
Santi : “Tunggu dulu donk..Loe mau kemana??”
Bento : “ Mau ada urusan, Penting nih..Ada apa sih??”
Santi : “Hhmm..gimana yah?? Hhhmm…Loe mau ke rumah Fani ya??”
Bento : “ Iya, mank kenapa??”
Santi : “Hhhmmm…hmmm..”

Bento pun siap meninggalkan mereka..tapi..
Sinta : “ Eh, eh ..tunggu dulu..Sebaiknya loe jangan kesana deh..Loe
ama kita ajah belajar bareng..Besok kan banyak PR.”
Bento : “Hah..!! Males gue ngerjain PR, tiap hari Pr mulu, bisa pecah nih
otak gue..Udah ya, gue buru-buru”



Bento pun pergi..
Santi : “Ah, lo sih ngajak belajar bareng. Udah tau dia ga mau..”
Sinta : “ Yeee…lagian loe daritadi ngomongnya lama banget..”
Santi : “Yaudah..Yaudah..Mendingan kita ikutin dia ajah..”
Sinta : “Yaudah, ayoo..”

Di rumah Fani. Kardi, Fani dan Fina memberi Bento minuman terlarang dan memberikan seekor anak manusia ini sebuah obat-obatan terlarang, yaitu narkoba. Mereka ingin membuat Bento tertidur dan mengambil isi dompetnya. Tetapi disaat Fina mengambil dompetnya...
Fina : “Ah, Kamprett..!! Kaga ada isinya cuy..”
Fani : “ Yah ampun, capek-capek kita kerjain nih anak..Udah, keluarin
ajah ni bocah..!!”

Mereka bertiga pun mengankat Bento dan menaruhnya di tengah jalan..Santi dan Sinta pun datang..Dan membawa Bento pulang ke rumahnya.Keesokan harinya…Bento tidak pergi ke sekolah. Dia pergi ke tempat paranormal-paranormal terkenal untuk meminta seorang tuyul agar dia bisa mendapatkan banyak uang. Akhirnya ia pun sampai di tempat paranormal terkenal.. Dia pun masuk ke sebuah ruangan.
Bento : “Bang, ini tempat paranormal ya??”
Mbah Syrup : “ Bukan, ini tempat dukun..Mank ada urusan apa sampean??”(Minum)
Bento : “Saya lagi butuh duit bang..”
Mbah Syrup : “ Kalo butuh duit jangan ke sini, ke koruptor ajah tuh..!! Tapi kalo mau saya ada kenalan yang bisa pinjemin duit.”( Minum)
Bento : “Waahh..Boleh juga tuh bang..Siapa??”
Mbah Syrup : “Abang-abang..!! Mbah..!! Mank gue abang loe..!! (Minum)
Bento : “Owh..iyah iyah ..maaf mbah..”
Mbah Syrup : “ Ntar mbah panggilin dulu temen mbah..”(Minum)

Mbah syrup pun mengambil telpon Blackberrynya..
Mbah Syrup : “Bro..ada job nih..”(Minum)
Jack : “ Okeh..ketemuan dimana nih??”
Mbah Syrup : “Tempat gue ajah bro..Gue tunggu yee..”(Minum)
Jack : “Siap baik Mbah..”

Mbah Syrup pun langsung menutup telepon..Tidak lama kemudian,
Jack datang..
Mbah Syrup : “Nih orangnya..! Mbah mau ke toilet dulu..”
Jack : “Siap Mbah..”
Bento : “Makasih ya mbah..”
Jack : “Loe lagi butuh duit??Berapa??”
Bento : “Iya bang..sekitar 10 jeti bang..”
Jack : “Okeh..gampang. Tapi ada syaratnya.. Minggu depan harus udah lunas dengan bunga 20 %”
Bento : “Siap bang..It’s Easy..”
Jack : “Ntar dulu..Loe harus tanda tangan dulu perjanjiannya..”

Kemudian Jack pun mengambil tasnya..Dan mengambil sesuatu di
Dalam tasnya. Bento pun menandatanginya.Keesokkan harinya, Bento pun
ke sekolah..Dia berniat Party lagi di rumah Fani. Tetapi Santi dan Sinta
tidak henti-hentinyamencoba menghalangi Bento..Bento pun sedang pusing
karena pengaruh obat-obatan.
Sinta : “Loe kenapa Ben??”
Bento : “Ga apa-apa..”
Sinta : “Owh..Bento, loe mau ke rumah Fani lagi nanti??”
Bento : “Iya..kenapa??”
Santi : “Jangan Bento..Mendingan loe nganterin gue ajah sama Sinta. Kita ke Toko buku.”
Bento : “ Ah, males ah..Gue pengen Have fun cuy..”
Santi : “Tapi kan gue takut loe kenapa-kenapa..”
Bento : “Peduli amat loe sama gue..!!

Bento pun pergi meninggalkan Santi dan Sinta..Kemudian, Bento pun
menjadi pecandu narkoba. Dia jadi sering mengkonsumsi narkoba setiap
hari. Sampai dia pun lupa bahwa dia lupa akan utangnya terhadap rentenir.
Sehinggasebuah konflik pun terjadi. Jack dan anak buahnya mendatangi
Bento dan mengancam Bento yang sedang pulang sekolah.
Jack : “Itu orangnya, bawa ke hadapan saya sekarang juga..!!”
Anak buahnya : “Siap, ngerti bos..!!”

Anak buahnya menarik-narik Bento, tetapi Bento melawan.
Perkelahian pun terjadi, namun Bento kalah karena anak buahnya
Jack sangat banyak..Bento pun di bawa dengan keadaan bonyok.
Jack :”Heh..!! Curut..!! Katanya loe sanggup ngelunasin utang loe dalam waktu 1 minggu..Mana..!! Sekarang udah 10 hari ni..”
Bento : “Iya bang..Maaf, gue belum ada duit..1 minggu lg deh..”

Jack : “Apaan..!! 1 minggu lagi?? Ga, gue kasih waktu loe 3 hari lagi..Sampe loe ga bisa bayar..Liat ajah akibatnya..!!
Bento : “Iyah bang..”

Bento dijatuhkan dan Jack dkk pergi meniggalkan Bento..
Di sekolah..Bento terlihat sedih,duduk sendirian..Tiba-tiba Sinta dan
Santi datang.
Santi : “Sin, Loe liat deh tu si Bento.,! Daritadi kok dia diem mulu..Ada apa ya??”
Sinta : “Ga tau deh.. Kita samperin ajah yuk..!”
Santi : “Ayo deh..”

Mereka berdua pun menghampiri Bento yang sedang duduk sendirian..
Sinta : “Bento, loe kenapa??”
Santi : “Iya Ben, loe kenapa??”
Bento : “Ga apa-apa kok..Makasih yah udah mau perhatian sama gue.”
Sinta : “Iya, sama-sama Ben..Tapi, sebenernya loe kenapa sih?? Daritadi
diem mulu..”
Bento pun hanya terdiam..
Sinta : “Heh..Bento, jawab donk..Loe kenapa??”
Bento : “Eh, iya..maaf..Ga apa-apa kok..udah tenang ajah..Gue ke kantin
dulu yah..”
Sin & San : “Yoo..”

Bento pun ke kantin. Keesokan harinya, Bento bertemu dengan Kardi, Fani dan Fina..Mereka bertiga mengajak Bento untuk mabuk-mabukkan lagi..
Kardi : “Hay Bento mameenn…!! Kita party lagi nyookk..!”
Bento : “Nggak ah, gue lagi boke nih..Loe loe ajah ya..!”
Fani : “Wah, Bento kita udah berubah nih..udah ga asik kayak dulu
lagi..”
Fina : “Iya nih..Udah ga seru temenan sama Bento..Udah sih ikut ajah..”
Kardi : “Iya broo..masalah duit kali ini gue yang traktir dah..”
Bento : “Hhhmm..Yaudah deh..” (Bento menjawab dengan terpaksa..”

Mereka ber4 pun mabuk-mabukkan lagi. Tetapi di lain tempat..
Jack : “Permisi..! Askumm..!!”
Ibu : “Iyah..Waskum..Siapa yah??’’
Jack : “ Diam..Diam..!! Cepat, geledah rumahnya..”
Anak buah : “Baik, Siap boss..!!”

Jack menyekap ibunya Bento dan anak buahnya mengacak-acak isi rumahnya..Tetapi, mereka tidak menemukan barang berharga satu pun..Tiba-tiba ibunya Bento menggigit tangannya Jack..
Jack : “Awwww…!!! Heh, cepat tangkap dia dan bunuh dia..!!”

Kemudian anak buahnya mengambil sebuah pisau dan langsung menusuk Ibunya Bento dari belakang..Ibunya pun mati tak berdaya..Di rumah Fani.
Sinta : “Heh..Bento, cepet pulang ke rumah..Ibu loe..!!”
Bento : “ Haah..!! Apaan sih loe ganggu ajah..Ayo coy, kita minum
lagi..”
Santi : “Ibu Loe dibunuh sama orang ga dikenal..!! Cepetan pulang..!!”
Bento : “APAA..!!!! Serius loe??”
Santi : “Iya, gue serius..!!”

Bento, Santi dan Sinta pun langsung pulang menuju rumahnya, dan ketika melihat ibunya terbaring tak berdaya..
Bento : “Ibu?? Ibu ga apa-apa kan?? Ibu..!! IBU,..!!”
Santi : “Sabar yah Ben, ini emang cobaan..”
Bento : “ Ibu..!! Maafkan aku ibu..Siapa yang berani berbuat seperti ini
bu??”
Sinta : “Tadi sih kata tetangga, ada orang yang pake baju item 4 orang
yang dtg kesini.”
Bento : “Ini pasti si Jack..!!”


Bento pun pergi ke tempat Jack..
Bento : “Heh..!! Loe yang udah berani bunuh nyokap gue ya..!”
Jack : “Hhhahahaha…Kalo memang iya, kenapa?? Itulah akibatnya kalo
tidak menepati janji..”
Bento : “Siallaann…!! Akan kubunuh kau..!!!”
Jack : “Serang dia..!!

Bento menyuruh anak buahnya melawan Bento yang sendirian..Bento pun bertarung dengan mereka. Sampai akhirnya Bento menang melawan mereka, namun sial nasibnya. Dia pun tertembak oleh Jack..Dan Bento pun mati di tempat.

Amanat :
1. Janganlah kita melawan orang tua kita
2. Jangan kita mabuk-mabukkan dan mengkonsumsi narkoba.
3. Jangan mudah terpengaruh.
4. Jangan pernah mengingkari Janji
5. Kita itu sesama manusia harus saling mengingatkan bila ada seseorang yang akan masuk dalam dunia jahat.

Demikianlah penampilan dari kelompok kami. Mohon maaf bila ada salah-salah kata dan bila ada kata-kata yang membuat para hadirin tersinggung. Terima kasih atas perhatiannya.








*Batu Menangis*
Di sebuah kota, hiduplah seorang janda bersama dengan ketiga anaknya. Janda tersebut bernama Ibu Ati. Anak pertamanya bernama Juleha yang memiliki watak keras kepala, jahat kepada saudara-saudaranya dan durhaka kepada ibunya. Sedangkan anak kedua dan ketiganya bernama Nur dan Anti, mereka memiliki watak yang jauh berbeda dengan watak kakaknya. Nur dan Anti merupakan anak yang baik dan selalu membantu ibunya.
Ibu Ati selalu sabar dan tabah dalam menjalani hidupnya. Walaupun suaminya telah meninggal dunia setahun yang lalu akibat serangan jantung.
Seperti biasanya, pada pagi hari tepatnya jam 04.45, Ibu Ati membangunkan anak pertamanya yang bernama Juleha untuk shalat.

Ibu: Leha………leha… bangun nak !!!! sekarang sudah subuh, ayo kita shalat. Leha, bangun nak !!!
Leha, Leha,Leha (sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar anaknya)

Sudah 6 kali sang ibu membangunkan anaknya, tapi anaknya tidak bangun-bangun juga. Tiba-tiba anak kedua datang yang bernama Nur yang sudah memakai mukenah.

Nur: Ibu,ibu ngapain di sini??? (sambil memegang bahu ibunya)
Ibu: ibu sedang membangunkan kakak kamu
Nur: sudahlah bu’, ibu kaya’ baru tau ka’ Leha ajach… dia kan, nggak pernah shalat
Ibu: tapi… ibu ingin mengajak kakak kamu untuk shalat
Nur: kalau begitu, biar Nur ajach yang membangunkan ka’ Leha
Nur pun memanggil-manggil kakaknya dan mengetuk-ngetuk pintu kamar kakaknya tersebut.
Nur: kak Leha… bangun ka’, kita shalat subuh , ka’ Leha bangun ka’, bangun……
Leha pun terbangun akibat suara Nur yang cukup keras. Dan membuka mata kanannya.
Leha: aduh…… ngapain sich kalian teriak-teriak di depan kamar aku ??? berisik banget sich…( sambil menggaruk-garuk kepalanya dan menguap)
Ibu: ayo nak, kita shalat subuh…
Nur: iya ka’ Leha, ayo kita shalat!!!!
Tiba-tiba Leha bangun dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya. Setelah membuka pintu kamarnya, Leha langsung mendorong adik dan ibunya.
Ibu: astagfirullah al azim
Leha: ih… ngapain kamu atur-atur aku, emangnya kamu siapa?
Nur: ka’ Leha sadar, ini ibu ka’,,, nggak apa-apa kalau aku yang kakak gituin, tapi ibu????
Leha: eh, diam kamu, namaku bukan Leha tapi Bella, “B-E-L-L-A” ( sambil mengangkat tangannya dan menggerakannya sesuai dengan nada yang di ucapkan)
Ibu: sejak kapan nama kamu berubah menjadi Bella?
Leha: sejak hari ini, kamu,kamu nggak boleh panggil aku Leha !!!
Nur:ya udah…??? terserah…… nama kakak siapa yang penting kakak harus shalat. Soalnya ibu udah dari tadi di depan pintu kamar kakak ( sambil berdiri dan menarik tangan kakaknya)
Leha: ih… jangan so’ ngatur-ngatur dech!!! Eh… lepas tangan kakak
Nur:ayo… kakak harus shalat!!!
Leha: kakak bilang lepas… tangan kakak sakit tau???
Karena Nur tidak mau melepaskan tangan kakaknya, akhirnya Leha pun mendorong adiknya (Nur)
Nur: kakak bener-bener jahat……
Ibu: sudah Nur, sudah ! lebih baik kita pergi shalat
        Tiba-tiba anak ketiga yang bernama Anti terbangun melihat ibu dan kakaknya dan dia langsung membantu ibu dan kakaknya untuk berdiri.
Anti: astagfirullah…… ibu…kakak… ibu sama kakak kenapa ???
Leha: ini lagi, sana!!! Cepat kalia pergi!!! Ingat! Jangan ganggu aku lagi, aku ngantuk! (sambil  menutup pintu kamarnya dengan cukup keras)
Anti: aduh… emangnya ini ada apa sich bu’ ??? ( sambil memegang tangan ibunya)
Ibu: nggak apa-apa ko’ nak, sudah… ayo kita shalat bersama-sama
Anti: anti mau berwudhu dulu ya bu???
Nur: saya dan ibu mau berwudhu kembali, yak an bu’ ?
Ibu: iya nak
Mereka berdiri lalu pergi mengambil air wudhudan segera shalat. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.00, saatnya Nur dan Anti ke sekolah. Tetapi sebelumnya, mereka mandi.
Pada saat Nur masuk ke kamar mandi, dia melihat sebuah baskom besar yang berisi air hangat.
Nur: wah… ada air hangat nich…!!! Air ini untuk siapa yach??? (sambil menyentuh air tersebut dan berfikir)
Nur: mendingan aku pakai aja air ini
Anti: kak cepat ya…!!! Soalnya saya juga mau mandi, nanti kita bisa terlambat ke sekolah, loh…???
Nur: Iya…Iya…iya…
Tak terasa Nur telah selesai mandi, lalu manuju ke kamar, dan giliran Anti untuk mandi.
Anti: asyik… akhirnya kakak selesai juga???
Nur: nah… sekarang giliran kamu.  Masuk sana!!!
Anti: baik kak…
        Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 07.00, Nur dan Anti berangkat ke sekolah. Tak lama setelah Nur dan Anti berangkat ke sekolah,  Leha pun bangun dan langsung ke kamar mandi. Kemudian dia mencari-cari air hangatnya, tetapi dia hanya melihat baskom yang kosong. Dan dia memanggil-manggil ibunya.
Leha: aduh…… air hangatnya mana sich??? Bu…bu…bu…(teriaknya dengan keras)
         Tidak lama kemudian, ibunya datang dan menghampiri Leha
Ibu: ada apa nak ? (dengan membungkukkan badannya)
Leha: air hangatnya mana???
Ibu: tadi ibu sudah menyiapkannya, lalu ibu simpan di baskom itu…(sambil menunjuk baskom tersebut)
Leha: mana??? Liat ajach kalau ada! Sana!!! (sambil mendorong ibunya)
Ibu: aduh, sakit nak !!! (sambil memegang kakinya)
         Sang ibu heran, karena dia hanya melihat baskom yang kosong
Ibu: astagfirullah…… kenapa baskomnya kosong??? Tadi ibu sudah menyiapkannya dan menyimpannya di baskom ini nak…
Leha: alah…… alasan ajach kamu,,,, pasti ibu maleskan menyiapkan air hangat untuk aku
Ibu: nggak ko’ nak… nggak…
Leha: alah… alasan (sambil menarik rambut ibunya)
Ibu: astagfirullah… leha…( sambil berlinangan air mata)
Leha: eh…… kan aku udah bilang, jangan panggil aku Leha, nama aku tuch…. Bukan Leha, tapi namaku “BELLA”. Ibu ajach tuh yang beri aku nama yang kampungan (sambil menarik rambut ibunya semakin keras)
         Sang ibu hanya diam sambil berlinangan air mata
Leha: alah… jangan nangis , itu hanya air mata buaya kan…??? Dasar cengeng (sambil menjitak kepala ibunya)
Ibu: jangan nak, kepala ibu sakit… (dengan memegang kepalanya dan terus-menerus menangis)
Leha: udah… sana pergi!!! Aku mau mandi. Terpaksa dech aku pakai air ini…(sambil menendang ibunya)
Sang ibu pun pergi ke dapur dan duduk sambil menangis dan meratapi sikap anaknya yang begitu durhaka
Ibu: ya… Allah, mengapa anakku jadi begini ??? apakah selama ini aku telah salah mengajarinya??? Aku memang orang tua yang tidak berguna… aku tak dapat mendidik anakku sendiri (sambil menangis)
       Tak terasa, Nur dan Anti pun sudah pulang sekolah
Nur & Anti: assalamu alaikum…… (dengan serentak)
Nur: de’ ibu mana ya ???
Anti: nggak tau kak , mungkin ibu ada di dapur sedang memasak… ayo kita masuk!!! (dengan memegang tangan kakaknya)
Setelah mereka masuk ke dalam dapur, mereka kaget melihat ibunya yang duduk sambil menangis
Anti: astagfirullah… ibu……
Nur: ibu…..
Anti: ibu, kenapa ??? ( sambil membantu ibunya untuk bangun)
Ibu: ibu nggak apa-apa na’. kalian sudah pulang ??? biasanya kan, kalian pulang jam 01.00
Anti: tadi di sekolah semua guru sedang mengadakan rapat, jadi dari kelas 1-3 disuruh pulang, betul,,,ibu nggak apa-apa ???
Nur: ibu jangan bohong dech… pasti ini perbuatan kak Leha lagi yach???
         Ibunya hanya terdiam dan mengangguk-anggukkan kepala
Nur: kurang ajar kak Leha… masa’ ibu sendiri diperlakuin kaya’ gini sich…..
Ibu: sudah nak ibu nggak apa-apa kok…
Nur:tunggu sebentar ya bu’ , Nur mau ke kamar ka’ Leha dulu (sambil memegang pundak ibunya). Anti, tolong kamu antarkan ibu ke kamarnya ya!!!
Anti: baik kak. Ayo bu’, kita ke kamar !!!
Ibu: tapi… untuk apa kamu ke kamar leha na’???
Nur: mau beri pelajaran sama kak Leha, soalnya ka’ Leha udah nyiksa ibu, aku nggak bisa terima bu’……
Ibu: nggak usah nak (sambil menahan anaknya yangsudah berdiri)
Nur: jangan halangin Nur bu’…!!!
Anti: iya bu’… jangan halangin ka’ Nur. Kak leha memang pantas diberi pelajaran. Lebih baik ibu ke kamar saja untuk istirahat… ayo, bu’ Anti antar ke kamar !!!
Ibu: baiklah na’….
Sementara itu, nur pergi ke kamar kakaknya(leha). Nur langsung mengetuk pintu kamar Leha dan memanggil-manggil nama Leha dengan keras
Nur: ka’ Leha…3X (teriaknya dengan amat keras)
Leha: ada apa sich??? (teriaknya dalam kamar)
Nur: kak Leha keluar dulu…!!!
Leha: ya… tunggu sebentar….
        Leha pun keluar dari kamarnya…
Leha: ada apa ???
Nur: ka’ Leha ngapain nyiksa Ibu seperti ini…???
Leha: eh… emang di salah sendiri… ko’ kamu sewot sich???....
Nur: ka’ Leha tuh… bener-bener kurang ajar
        Tiba-tiba tanpa disangka, Nur menampar kakaknya. Anti dan ibunya yang berada di dalam kamar ingin keluar karena mendengar keributan dari luar.
Anti: suara apa itu bu’…??? Sepertinya ka’ leha sama ka’ Nur sedang bertengkar
Ibu: ayo, kita keluar nak!!!
Anti: ayo bu’…!!!
Anti dan ibunya pun keluar dari kamar. Mereka sangat kaget ketika melihat nur dan Leha sedang bertengkar.
Leha: kamu udah kurang ajar yach…??? Berani-beraninya kamu nampar kakak…(leha pun membalas tamparan adiknya, ibu dan Anti pun kaget)
Ibu: astagfirullah al-azim. Sudah…sudah…
Anti: iya kakak, sudah!!!
Leha: sudah, jangan coba-coba ketuk-ketuk pintu kamar aku lagi !!! dan kamu jangan coba untuk ngatur-ngatur kakak (sambil menutup pintu kamarnya dengan amat keras)
Ibu: astagfirullah al-azim, ya Allah kenapa anakku jadi begini??? (sambil mengangkat kepalanya)
Anti: ya udah bu’, kak…. Ayo kita ke kamar…!!!
Tak terasa malam pun telah tiba dan matahari yang tadinya terang benderang , kini terganti dengan cahaya bulan.
Tiba-tiba teman Leha yang bernama Chatrin datang ke rumah Leha dengan menggunakan mobil dan memanggil-manggil Leha.
Chatrin: bella…(nama samara Leha di sekolahnya), bella………(teriaknya dengan keras)
Leha pun mendengar suara Chatrin dan ia pun keluar untuk membukakan pintu
Leha: hai Chatrin…??? ( sambil cipika-cipiki dengan Chatrin)
Chatrin: kamu udah siap ???
Leha: udah donk…… lihat nhe dandananku…!!!(sambil berputar)
Chatrin: kalau begitu, ayo kita pergi…!!!
Leha: eh… tunggu bentar, aku mau minta uang dulu, yach…???
Chatrin: O.K. cepetan yach !
Leha: siiiiiiiip…..
        Leha masuk ke dalam rumah dan memanggil-manggil ibunya
Leha: ibu…ibu…ibu…
Ibu: iya nak…
Leha: aku mau minta uang…!!! (sambil menjulurkan tangannya)
Ibu: ibu tidak punya uang nak,,,
Leha: alah… alasan, pasti ada dilemari ibu kan…???
Ibu: itu untuk biaya sekolah adik-adik kamu nak, dan untuk kebutuhan kita sehari-hari (sambil mencegah anaknya)
Leha: alah… sana!!!( dengan mendorong ibunya)
Tiba-tiba Leha masuk ke kamarnya ibunya dan membuka lemari ibunya
Leha: wah… uangnya banyak banget
Ibu: jangan nak…!!! Uang itu sudah ibu kumpulkan dari beberapa tahun yang lalu untuk sekolah adik-adikmu dan keperluan sehari-hari kita (sambil memegang tangan anaknya)
Leha: alah… uangnya kan bisa dikumpul-kumpulkan lagi… (sambil menyingkirkan tangan ibunya  dari tangannya)
Ibu: astagfirullah… jangan nak!!!
Leha: sana…!!!
Kemudian Leha keluar dengan membawa uang yang diambil dengan paksa tersebut
Chatrin: aduh… kamu lama banget sich…???
Leha: sorry!!! Ya udah… yuk kita pergi!!!...
        Mereka pun pergi ke club malam. Sesampainya di sana, mereka bertemu dengan sahabatnya yang bernama Laura.
Laura: hai… Bella??? Chatrin???
Chatrin & Bella: hai…..??? (sambil cipika-cipiki)
Laura: kalian ke mana ajach, udah lama nggak ke sini,,,
Bella: biasa…orang sibuk!!!
Laura: kalau begitu… lebih baik kita nikmatin malam ini bersama-sama. Kebetulan kita udah jarang kumpul-kumpul kaya’ gini…
Chatrin & Bella: O.K
Mereka pun menikmati malam itu dengan bersenang-senang dan berdisko dengan iringan music DJ. Tidak hanya itu, mereka bertiga juga merokok dan meminum bir hingga mereka mabuk dan tidak sadarkan diri.
Akhirnya mereka pun terbangun dan langsung bergegas untuk pulang. Chatrin mengantar  Bella pulang ka rumah. Sesampainya di rumah pada jam 02.00 malam,bella langsung mengetuk-ngetuk pintu tapi tidak ada yang membukakan pintu , karena semua orang yand di rumahnya masih tidur.
Leha: bu, Nur, Anti… bukain pintu donk…!!! Bu…bu…ibu…(teiaknya dengan keras sambil mengetuk-ngetuk pintu)
        Tiba-tiba ibunya terbangun dan membukakan pintu
Ibu: astagfirullah… Leha kamu kenapa nak ??? (dengan wajah yang cemas)
        Leha hanya tertawa dan langsung masuk ke rumah lalu ke kamarnya
Leha: ha…ha…ha… udah sana…!!! (sambil mendorong ibunya)
Ibu: astagfirullahal-azim… kamu benar-benar nggak apa-apa kan nak ??? ( dengan berusaha berdiri)
Leha: gue nggak apa-apa ko’… udah sana pergi!!! (dengan mendorong kembali ibunya)
Ibu:astagfirullah, ya udah nak…  kamu istirahat ya…!!!
Leha: ya udah, sana pergi!!! Gue mau tidur, dan jangan ganggu –ganggu gue yach…??? Dan jangan lupa besok pagi ibu harus sediain aku air hangat..!!!
Ibu: baik nak,,,
Leha: ya udah,,, mau ngapain lagi??? Sana pergi !!! (sambil mengangkat tangannya dan menguap)
        Tiba-tiba adiknya pun terbangun
Nur: aduh… bu’ emangnya ada apa ??? ko’ berisik banget sich?
Anti: iya nich bu’,,, ko’ berisik banget
Ibu: nggak apa-apa ko’ nak… lebih baik kita tidur lagi. Jangan lupa!!! Kan ini hari Minggu , jadi nanti kita akan pergi ke makam ayah kalian
Anti: jam berapa, bu’ ???
Ibu: sekitar jam 8 nak…
Anti: kalau begitu, kami pergi tidur dulu ya, bu??? Yuk, kak ,,, ayo kita pergi tidur !!! (sambil menarik tangan kakaknya)
Mereka pun tidur kembali. Karena mendengar seruan Adzan di mesjid mereka pun bangun dan shalat subuh. Waktu terus bergulir dan akhirnya waktu tepat pada jam 08.00 pagi. Ibu, Nur, dan Anti sudah siap untuk pergi ke makam.
Nur: bu’ , saya dan Anti sudah siap untuk ke makam ayah…
Ibu: tapi, ko’ kakak kamu Leha mana???
Anti: mungkin ka’ Leha masih tidur bu’,,,
Ibu: kalau begitu, kalian tunggu di sini yach,,,??? Ibu mau membangunkan kakak kalian.
Nur & Anti: baik bu’…
      Ibunya pun ke kamar Leha dan membangunkannya
Ibu: nak… bangun…!!! Nak…nak…nak… ayo bangun!!!
Leha: ada apa sih…
Ibu: nak… ini sudah mau jam 08.30
Leha: ha…??? Setengah Sembilan??? Inbox!!!! (sambil berteriak dan lari, lalu ke depan tv dan menyalakan tv untuk menonton acara inbox)
Ibunya pun tampak kebingungan melihat Leha yang berlari ke depan tv sambil berteriak
Ibu: kamu kenapa nak ???
Leha: sudah… diam!!!
Ibu: ibu cuma mau ajak kamu ke makam ayahmu,,,
Leha: ah… aku lagi malas soalnya aku mau nonton inbox, apalagi… bintang tamunya the Potters
Ibu: astagfirullah… nak kamu lebih mementingkan itu,,, daripada ke makam ayahmu sendiri…
Leha: eh… ngapain sih ngurusin orang yang sudah mati… itu sih derita loe bukan derita gue
Ibu: astagfirullah…kalau begitu ibu sama adik kamu pergi dulu ya, nak???
Leha: ih……………(dengan wajahnya yang sangat jutek)
Tidak lama setelah ibunya pergi, salahsatu teman Leha datang ke rumahnya
Chatrin: bella…3x
Leha: ya… tunggu sebentar!!!
        Lalu Leha membukakan pintu
Leha: hai… chatrin???
Chatrin: hai… Bella( lalu mereka cipika-cipiki dan Leha mempersilahkan Chatrin masuk)
Leha: ayo… masuk!!!
Chatrin: O.K
Leha: eh, kamu tau nggak the Potters lagi live di inbox…
Chatrin: oh… yang bener???
Leha: iya… sumpah demi suer dech… (sambil mengangkat kedua jarinya)
Chatrin: ya udah… ayo kita nonton!!!
Leha: yuk…!!!
             Lalu mereka berdua menonoton sambil bernyanyi
Leha: risky!!!!
Chatrin: ih… biasa aja kali,,,!!! Bonix….
Leha: tuh kan, kamu juga… sebel dech
Mereka sangat menikmati aksi panggung dari the Potters dan tak terasa acara inbox telah selesai. Pada waktu bersamaan, ibu Leha dan adiknya sudah pulang dari makam ayahnya
Ibu: assalamu alaikum………
        Tapi tak ada seorang pun yang menjawab salam. Ibu,Nur dan Anti pun langsung masuk ke dalam rumah dan ia bertemu dengan Chatrin.
Ibu: eh… ada nak Chatring
Chatrin: eh… ibu,,, namaku bukan Chatring tapi Chatrin. Pesanan makanan kale…
Ibu: maaf, nak… maklum ibu sudah tua
Chatrin: nggak apa-apa kok bu’…
Ibunya pun ke dapur untuk menyiapkan makanan.Tiba-tiba Chatrin mengajak Leha untuk prergi ke mal
Chatrin: Bella… kita ke mal, yuk!!!
Leha: aku mau minta uang dulu, yach…???
            Lalu, Leha pun ke dapur untuk meminta uang
Leha: bu’,,, money donk!!!
Ibu: maninya untuk apa???
Leha: mau tau ajach…
Ibu: tunggu sebentar nak, ibu ambil kan ya???
Leha: ya udah… cepetan sana!!!
Tidak lama kemudian ibu Leha datang membawa manic-manik dan Leha pun heran.
Ibu: ini nak…(sambil memberikan benda yang diminta oleh Leha)
Leha: ha… kok manic-manik??? Aku kan minta uang bukan manic-manik,,,
Ibu: oh…ternyata money itu uang???
Leha: iya… dasar goblok!!! (sambil mendorong ibunya hingga terbentur di pintu)
         Tiba-tiba anti dan nur kaget. (mereka sedang ada di kamar)
Nur: astaga… suara apa itu ???
Anti: aku juga nggak tau kak,,, coba kita lihat
Mereka lalu menuju ke sumber suara tadi. Anti pun melihat ibunya yang tergeletak di lantai dengan dahi yang berdarah
Anti: astagfirullah……… ibu !!!!
Nur: ibu kenapa???( sambil menghampiri ibunya)
Ibu: kakak kamu yang mendorong ibu , sehingga kepala ibu terbentur di pintu…
Leha: aku cuman dorong ibu pelan-pelan ko’!!! ibu ajach tuh yang lemah dan lembek, baru di dorong gitu ajach,,,langsung jatuh, sampe’ berdarah lagi…
Nur: kakak itu bener-bener nggak punya hati nurani…!!!
Anti: iya… kak Leha memang jahat
       Karena kelamaan menunggu, Chatrin pun memutuskan untuk pulang
Chatrin: Bella… aku mau pulang ajach deh,,, soalnya kamu lama banget sih… da….
Leha: sorry ya…!!! (dengan berteriak)
Leha: tuh kan,,, gara-gara kalian… aku nggak bisa ke mal sama temanku
Nur: dalam keadaan seperti ini kakak, sempat-sempatnya untuk mikirin ke mal
Ibu: nak… selama ini ibu sudah sangat sabar menghadapi tingkah lakumu yang sangat kasar kepada ibu… ibu pikir kamu akan merubah sikapmu dengan cara seperti ini, tapi… sampai sekarang kamu pun masih seperti itu. Hatimu memang sekeras batu!!!! Ya Allah…  berikanlah hukuman kepada anakku yang durhaka ini!!!!
Leha: ibu tau nggak,,, Leha jadi begini itu semua karena ibu… sejak kecil ibu selalu membela Nur dan Anti. Dan tidak pernah mengerti perasaan aku…..!!!
Tiba-tiba langit berubah menjadi gelap disertai dengan suara petir. Perlahan-lahan tubuh Leha pun berubah menjadi batu…
Leha: ibu… tolong aku !!! maafkan Leha, bu’!!!... leha janji akan mengubah sikap Leha menjadi anak yang lebih baik.
Ibu: maafkan ibu, nak…!!! (sambil menangis)

Tubuh Leha pun seutuhnya menjadi batu. Leha menjalani hidupnya dalam keadaan yang menyerupai batu, dan setiap hari batu Leha terus mengeluarkan air mata. Hingga kini… batu itu dikenal dengan batu menangis
Sungguh malang nasib leha. Ini akibat perbuataanya sendiri yang selalu durhaka kepada ibunya. Jadi sebagai anak yang baik, kita harus berbakti kepada orang tua dan selalu mendengarkan nasehatnya.






Naskah Drama - Dibalik Rahasia


Judul                           :     Di Balik Rahasia
Tema                                 :                                   Di balik semua yang diceritakan oleh orang-orang semua mempunyai rahasia kebenaran yang tersendiri.

Di sebuah kota terpencil, hiduplah seorang ibu dan seorang anak perempuan nya yang bernama Mayang si perempuan durhaka dengan ibunya. Tapi karena dia merupakan anak semata wayang, sehingga ibu dengan ikhlas di siksa oleh anak nya. Suatu siang ibu sedang mengupas sulur untuk dijual, sang anak pun datang :


Mayang           :                 “Hei wanita tua, mana makan siang ku…aku sudah kelaparan.”
Ibu                  :                 “Anakku, kau sudah pulang…makanan ada di atas meja,pergilah makan nak.”
Mayang           :                 “Apa makanan hari ini?? “
Ibu                  :                 “Maafkan ibu anak ku, makanan hari ini hanya ikan teri dan sulur.”
Mayang           :                 “Apa?? Ikan teri?? Sulur?? Hei wanita tua, kau tahu kalau aku sudah bosan dengan makanan ini, setiap hari ini mending aku kelaparan daripada makan makanan itu.” (pergi meninggalkan ibu dgn emosi)
Ibu                  :                 “ya Allah,, mohon maafkan anak hamba iini, dia masih anak kecil yang hatinya masih tertutup.”

Di tempat lain, teman-teman Mayang yaitu Sipa, Ayi dan Dina      mereka sedang bercerita tentang kejelekan Mayang .

Ayi                  :                 “Eh, dengar-dengar katanya si Mayang dari kecil suka sekali menyiksa ibunya.”
Dina                :                 “Ah..itu sudah cerita dari zaman dahulu, masa kamu tidak tahu.”
Sipa                  :                 “Iya, aku sudah bosan mendengar dari dulu, apa  kita tidak punya topik lain selain topik ini.”
Ayi                  :                 “Saya kan tidak tahu, saya baru pindah ke sini 2 tahun, aku tidak menyangka kalau Mayang begitu, padahal dia begitu baik dengan kita.”
Sipa                  :                 “Oh iya, kami lupa cerita kepada mu. .Mayang memang baik, Cuma dengan ibunya saja dia jahat begitu.”
Dina                :                 “Dia itu dari dulu memang jahat, kalian saja yang tidak tahu... kalian tahu kenapa ayahnya Mayang bisa meninggal karna Mayang, dia lah penyebab kematian ayahnya. Dia itu pembunuh…
Ayi                  :                 “apa? Masa iya anak kandung sendiri membunuh ayahnya?”
Dina                :                 “iya, bener…aku tidak bohong, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri…”
Sipa                  :                 “bagaimana ceritanya Na, dari dulu kamu tidak pernah cerita tentang ini…”
Dina                :                 “Iya karena aku tidak tahu mau menceritakan ke siapa dan aku benar-benar sudah tidak tahan melihat kelakuan Mayang terhadap ibunya.”
Ayi                  :                 “terus bagaimana ceritanya sampai membunuh ayahnya?”
Dina                :                 “ini kejadian pas 3 tahun yang lalu, ketika Mayang akan berulang tahun ke-15, dia terus merengek-rengek minta boneka beruang besar yang harganya lumayan mahal. Tapi karena orang tua nya hanya pas-passan, jadi ayahnya berpikir untuk mencari kerja tambahan selain berlayar, sang ayah ke kota besar untuk menjual hasil berlayar dan karena tidak hati-hati ayahnya di tabrak truk mobil hingga meninggal di tempat..ya begitu lah ceritanya. . .”
Sipa                  ;                 “astafiruallah alazim,, benar-benar kisah yang menyedihkan…”
Ayi                  :                 “betapa besar harapan seorang ayah menginginkan anaknya bahagia”
Dina                :                 “benar, tapi Mayang tidak pernah tahu pengorbanan ayahnya kepadanya.”
Ayi                  :                 “Iya, Mayang benar-benar anak yang durhaka, Mayang sungguh sadis ..”
Sipa                  :                 “apakah Mayang tahu kebenaran ini??”
Dina                :                 “sepertinya tidak tahu, tapi mustahil kalau dia tidak tahu…”

Tiba-tiba datanglah Mayang menghampiri kawan-kawan dengan muka ceria

Mayang           :                 “hai teman-teman, kok kelihatan murung semuanya?”
Ayi                  :                 “eh Mayang, tidak kok…kami baik-baik saja”
Sipa                  :                 “dari mana saja Mayang?? Tumben jam segini sudah keluar dari rumah?”
Mayang           :                 “dari warung Mpok Siti baru selesai makan, aku malas di rumah ketemu dengan orang yang tidak ingin aku temui..”
Dina                :                 “kamu kenapa begitu sadis sih dengan ibu kamu?? Apa yang kurang dari pemberian ibu mu Mayang?” (emosi)
Mayang           :                 “Dina, kenapa kamu bicara seperti itu?? Aku tidak sadis, aku hanya tidak suka bertemu terlalu lama dengan wanita tua itu, kalau terlalu lama akan membuat ku muak dan benci”
Dina                :                 “tapi kenapa sampai muak dan benci?? Dia itu ibumu yang melahirkan dan merawaat mu hingga hari ini…dasar anak durhaka”
Mayang           :                 “hei kamu Dina, jangan sok tahu kamu tentang keluarga aku…ini masalah aku dengan wanita tua itu, bukan keluarga mu…kau sebaiknya urus sendiri masalah keluarga mu …”
Sipa                  :                 “kalian kenapa bertengkar?? Sudah lah cukup kalian ini…”
Dina                :                 “asal kau tahu saja Mayang, ibu mu sudah bersusah payah membesarkan mu, tapi apa balasan mu terhadap ibu mu..mana perasaan iba mu terhadap ibu??”
Mayang           :                 “jangan sok tahu kau, kau kira kau sudah berbakti dengan orang tua mu? Kalau bisa urus dulu mulut mu..”
Dina                :                 “dasar wanita biadap kau,,manusia keji yang paling aku kenal di dunia ini..”
Ayi                  :                 “udah teman-teman..jangan berantem…”
Mayang           :                 “awas kau wanita sok tahu,, aku baru tahu topeng mu yang sebenarnya…”
Dina                :                 “kau yang tidak tahu kalau aku memang selalu begini, kau yang telah membuka topeng yang sudah tersembunyi selama 17 tahun ini”
Mayang           :                 “hahhahahahahhaha,, kalian bodoh..semua bodoh tertipu dengan topeng ku….hahhahaha ( pergi meninggalkan mereka)

Sipa                  :                 “sudah gila apa itu Mayang, seperti orang sakit jiwa..”
Ayi                  :                 “sudahlah teman-teman, mungkin Mayang dia punya pemikiran sendiri, lebih baik kita sebagai teman menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik, bukan dengan cara begini”
Dina                :                 “aku sudah emosi tingkat tinggi, untung tidak aku tampar itu Mayang”
Sipa                  :                 “sudah sudah Dina, dengan menggunakan kekerasan bukanlah cara yang bijaksana..”
Ayi                  :                 “Iya Dina betul kata Sipa,, dah ayo kita pulang untuk mencari cara yang terbaik supaya Dina dan Mayang bisa baikan lagi seperti dulu dan menyadarkan Mayang atas perbuatannya..”

Suatu hari, ketika ibu sedang mengupas sulur, datanglah Mayang. . .
Mayang           :                 “hei,wanita tua(menendang mangkuk) berdiri kau…”
Ibu                  :                 “astafiruallah nak, ini barang yang mau di jual nak…”
Mayang           :                 “aku tidak mau tahu wanita tua, kau tahu para tetangga mulai memperhatikan mu dan mengatakan kalau aku adalah anak durhaka kepada ibunya…hahahha .. aku mau tertawa terbahak-bahak mendengar semua ini…puas kau aku di bilang anak durhaka, pasti hatimu tertawa..iyakan wanita tua?”
Ibu                  :                 “astafiruallah ya Allah, kenapa ibu bisa melahirkan anak seperti kamu ini Mayang, ibu seumur hidup tidak pernah mengatakan kepada orang kau memukul ibu,memaki ibu… sumpah demi Allah nak, kamu anak kandung ibu, ibu selalu terima apa yang kamu lakukan terhadap ibu…mohon pengertian dari mu anak ku…”
Mayang           :                 “alah, sok-sok baik kau di depan aku,, tapi di depan aku kau begitu kejam bagaikan iblis, ayo cepat buka topeng asli mu wanita tua..”
Ibu                  :                 “Ya Allah, apa dosa yang telah hamba perbuat sehingga anak hamba menfitnah  hamba seperti ini.”
Mayang           :                 “Dasar wanita tua sok alim, ketika kau dihina seperti ini barulah kau meminta maaf pada Tuhanmu, coba dari dulu kau meminta maaf dari zaman dahulu yang pasti nya aku tidak akan menghina dan memandang mu seperti ini.”
Ibu                  :                 “Apa maksud dari perkataan kau tadi anakku?? Jelaskan kepada Ibu, apa yang kau maksud…”(memegang tangan Mayang)
Mayang           :                 “Alah kau tidak usah memegang ku ,singkirkan tangan kotormu.. Kau tidak pantas memegangku…semua akan ku jelaskan nanti, kau tunggu saja tanggal mainnya.”
Ibu                  :                 “ya Alllah anak ku, apa benar kau anak ku Mayang, setelah ayahmu tiada kau telah berubah..apa salah ibu mu ini..”
Mayang           :                 “Wanita Tua jangan sekali-sekali kau menyebut ayahku..kau tidak pantaas!!”
Ibu                  :                 (menangis tersedu-sedu) Ya Allah…….ya Alllahh…

Mayang pergi meninggalkan ibunya yang menangis tersedu-sedu….

Di sisi lain, Dina dan Ibu Dina sedang duduk-duduk di teras rumah sambil menyantai…
Dina          :     “ibu, dina mau nanya tentang keluarga Si Mayang…”
Ibu Dina          :                 “Nanya tentang apa nak??”
Dina                :                 “Itu bu, tentang ayahnya Mayang…kenapa ayahnya Mayang bisa meninggal dunia , ibu pasti tahu karna ayahnya Mayang kan bersahabat dengan ayah??”
Ibu Dina          :                 (mukanya langsung berubah) Anakku, itukan sudah masa lalu,kenapa tiba-tiba bertanya seperti ini??kenangan sedih seperti itu seharusnya di kenang saja, tidak perlu di bahas lagi”
Dina                :                 “tapi bu, ibu tahu semenjak ayahnya Mayang meninggal, Mayang berubah seperti bukan dia yang dulu…dia menyiksa ibunya kasihan ibunya…”
Ibu Dina          :                 “astafiruallah, yang benar nak?? Ibu benar-benar tidak menyangka..”
Dina                :                 “Iya bu, kami semua bener-bener tidak mengerti mengapa dia seperti itu terhadap ibunya..”
Ibu Dina          :                 “(berpikir) nanti ibu ceritakan kepada ayahmu, kita tunggu saja solusi dari ayah..”
Dina                :                 “Iya bu, sebaiknya kalau bisa cepat bu, karna Dina benar-benar tidak tahan melihat kelakuan Mayang terhadap Ibu nya…”
Ibu Dina          :                 “Iya Din, nanti malam ibu tanyakan ..ayo sekarang Dina pikirkan bagaimana tindakan kalian sebagai sahabat dia untuk menghentikan tindakan dia?? Kumpulkan teman-teman Dina baru di diskusikan masalah, dan disitulah akan terlihat makna dari sahabat..”
Dina                :                 “Iya bu, besok saya akan mencari teman-teman untuk membahas masalah ini lagi..”
Ibu Dina          :                 “Iya, baguslah nak…ayo nak kita masuk sudah senja..”
Dina                :                 “ayo bu…”

Keesokan hari, Dina, Sifa dan Ayi kembali bertemu dan berdiskusi..
Dina                :                 “Teman-teman, bagaimana tanggapan kalian terhadap Mayang?”
Ayi                  :                 “ya mau bagaimana, lihat saja sendiri kelakuan dia terhadap ibunya..bener-bener kelewatan”
Sifa                  :                 “Kalau menurut aku, dia itu butuh kasih sayang ..sepertinya dia kurang kasih sayang..”
Ayi                  :                 “kasih sayang?dia itu udah terlalu disayang sama ibunya.”
Dina                :                 “udah udah… kalau menurut aku, selama aku bersahabat dengan dia sejak kecil, dia berbuat begitu ada alasannya..”
Ayi                  :                 “jadi, kira-kira apa alasannya dia berbuat begitu??”
Sifa                  :                 “masa iya ada alasan untuk menyiksa ibu kandung sendiri, rasa aku itu semua hanya perasaan mu saja Din, dia itu  memang sudah durhaka dari sananya..”
Mayang           :                 (tiba—tiba lewat dan terdengar) Hei Sif, apa kata kau tadi?? Apa maksud dari semua perkataan mu tadi..jangan kira aku tuli ya, aku mendengar dengan jelas perkataan kau…”
Dina                :                 “bagus lah Mayang akhirnya kau mendengar, kita langsung saja bertanya dengan kau, mengapa kau berbuat demikian? Kau pasti punya alasan kan??”
Mayang           :                 “Jangan sok tahu kau dina, kau kira kau siapa yang harus tahu kehidupan keluarga aku..”
Dina                :                 “jaga kata-kata kau itu Mayang, aku mengenal kau bukan 1 atau 2 hari tapi dari kecil…katakan kepada kami apa yang menghantui mu sehingga kau begitu terhadap ibumu?”
Mayang           :                 “bagaimana kalau kita membongkar rahasia Keluarga ku di hadapan kalian biar kalian puas..ikut aku ..”

Mayang pun mengajak mereka ke rumah dia, bertatap muka lah mereka dengan ibu Mayang …

Mayang           :                 “hei wanita tua, mari kita membuka semua rahasia keluarga kita di depan sahabat-sahabatku yang kehausan kebenaran..”
Ibu                  :                 “apa yang kau bilang nak? Ibu sama sekali tidak mengerti..”
Mayang           :                 “hahahhaha…..hei teman-teman, tanyakan lah apa yang kalian ingin tahu, daripada kalian dehidrasi kebenaran..”
Dina                :                 “Mayang, jaga sikap mu terhadap ibumu, dia ibu kandung mu..kau masih ingatkan..”
Mayang           :                 “hahhaha, yang pasti aku ingat bahkan sangat ingat.. sampai kematian ayah pun aku tidak terlupakan sedikit pun..”
Ibu                  :                 “apa yang kau katakan nak, kenapa ibu sama sekali tidak mengerti… kau mengapa menjadi begini nak?”
Mayang           :                 “dengarkan baik-baik semua, aku akan mengatakan yang sebenarnya terjadi.. kalian tahu kenapa aku selalu menyiksa ibuku seperti budak..??”
Dina                :                 “cepat katakan..kami ingin kau menjelaskan kebenaran yang ada.”
Mayang           :                 “kalian tahu bahwa wanita tua ini penyebab kematian ayahku, dia adalah pembunuh!!”
Ibu                  :                 “astafiiruallah alazim, apa yang kau katakan nak, kau boleh menghina ku tapi kau benar-benar kelewatan nak…ibu sumpah demi Allah tidak ada, ayahmu kecelakaan baru meninggal..apa bukti kau nak bilang ibu pembunuh??”(menangis)
Sifa                  :                 “Mayang, kalau ngomong itu yang nyata jangan bercanda..”
Ayi                  :                 “Benar Mayang, kau keterlaluan..kau telah melukai hati ibu mu.sadar Mayang..”
Mayang           :                 “aku sudah cukup sadar, aku jelaskan kenapa wanita tua itu di bilang pembunuh, ketika sehari sebelum ayah meninggal, aku melihat ayah dan ibu bertengkar dan ibu mengatakan ayah seorang laki-laki yang penghasilan pas-passan tidak bisa membeli kebutuhan2 yang ibu inginkan..dan ayah pun pergi dan besok harinya ayah meninggal karena kecelakaan demi menghasilkan uang untuk wanita tua ini…sungguh aku Mayang bersumpah demi nama ayah akan membalaskan dendam ini..”
Ibu                  :                 “(menangis tersedu-sedu)…
Dina                :                 “apa semua ini benar tante?? Bagaimana mungkin..”
Sifa                  :                 “walaupun itu benar kau juga tidak boleh berbuat seperti itu Mayang, dia itu ibu kandungmu…ibu kandung mu!!”
Ayi                  :                 “iya Mayang, walaupun begitu dia ibu kandungmu, kau jahat Mayang, kau bagaikan iblis..”
Mayang           :                 “hahhaha..terserah kalian mau bilang apa..yang jelas kalian tahu bahwa wanita tua ini lah pembunuh ayah ku….hahhahha”
Tiba – tiba datanglah ibu Dina…
Ibu Dina             :                 “HENTIKAn perkataan mu Mayang,, kau salah besar..kau benar-benar bagaikan iblis..”
Dina                   :                 “ibu..akhirnya ibu datang..”
Ibu Dina             :                 “Ibu kan menjelaskan kepada kalian semua dengan jelas pasang telinga kalian, jangan lagi ada salah paham terhadap ibumu..”
Mayang              :                 “jangan sok tahu kau, apa yang kau tahu tentang keluarga ku..”
Dina                   :                 “hei Mayang, tolong hargai ibuku..”
Ibu Dina             :                 “kau mau percaya atau tidak terserah kau Mayang, yang jelas aku yakin kalau kau mendengar ini semua kau akan menangis tersedu-sedu di kaki ibumu di kubur ayahmu…
Mayang              :                 “hahhaha..menangis tersedu-sedu?? Hahhaaha”
Ibu Dina             :                 “kau tahu kenapa ayahmu bertengkar dengan ibumu pada malam itu, karena semua itu demi kau Mayang (semua terkejut).. karna esok harinya kau ulang tahun Mayang, tapi karna ibumu tahu kalau kau menginginkan boneka beruang yang besar itu, ibumu mengatakannya kepada ayahmu, ayahmu jelas marah di bilang seperti itu oleh ibu mu, maka dari itu ayahmu dengan rasa cinta nya terhadap keluarga dia rela bekerja tambahan demi kau… tapi sayang nya dia kecelakaan dan meninggal di tempat…”
Mayang              :                 (terkejut sambil bengong) “tidak mungkin.tidak mungkin, kau pasti bohong kan.. siapa kau kenapa kau tahu segala tentang ayahku???”
Ibu Dina             :                 “suami ku dia sahabat ayah mu dari kecil, semua dia ceritakan kepada suamiku, dia bilang dia ingin Mayang dan istrinya bahagia, jadi dia rela harus membanting tulang mencari kerja..”
Ibu                     :                 “maafkan ibu nak, kalau bukan ibu yang bilang begitu dgn ayah, pasti ayah tidak akan meninggal..”
Mayang              :                 “(bersujud kpd Ibu) ibu,, aku tahu walaupun aku bersujud sampai 100 hari pun dosa ku sudah tidak termaafkan dan luka mu pasti tidak akan hilang…maafkan aku ibu(menangis)”
Ibu                     :                 “sudah nak, jangan berkata seperti ibu..ibu pasti memaafkan anak ibu ..pasti nak…yang lalu biarlah berlalu..”
Ibu Dina             :                 “akhirnya semua sudah terselesaikan…”
Dina                   :                 “iya, untung ibu cpt datang…rupanya di balik rahasia masih terdapat rahasia… sungguh cerita yang sangat mengharukan bu…”
Ibu Dina             :                 “iya… sekian tahun baru terbongkar rahasia ini…dengan seksama ibu mendengar cerita dari ayah..”
Dina                   :                 “Syukurlah ayah mau cerita ya bu… Mayang, maafkan kami telah sembarangan mengatakan tentang kau, kami salah…”
Mayang              :                 “tidak kok teman-teman, aku sangat bersyukur kalian begitu perhatian dengan aku dan membantu aku menguak rahasia di balik rahasia keluarga ku, kalau tidak aku pasti udah menyiksa ibuku habis-habisan..kalian memang sahabat paling baik (semua berpelukan)”
Ayi                     :                 “akhirnya semua telah selesai, Mayang jangan lupa kalau kami adalah sahabatmu…banyak-banyak minta maaf dan menyayangi ibumu, kasian ibu…”
Mayang              :                 “iya, aku tahu kok..aku pasti bisa …makasih doa nya teman-teman.. dan tidak lupa ibu Dina, kami berhutang budi dengan ibu…maafkan tadi saya lancang bu..”
Ibu Dina             :                 “tidak perlu sungkan nak, ibu dan ibumu sudah dari dulu seperti saudara…kita adalah saudara nak…baguslah kalau kau mau berubah nak..jangan lagi membuat ibu mu sedih…”
Mayang              :                “iya bu.. saya ingin membahagiakan ibu saya..”
Ibu                     :                 “terima kasih semua, berkat kalian semua akhir nya terkuak rahasia sekian tahun ini..”
Ibu Dina             :                 “tidak apa-apa mbak, kita harus seperti dulu sering-sering berkunjung ke rumah,kalau ada bantuan datang saja ke rumah..”
Ibu                     :                 “iya , terima kasih mbak..”
Ibu Dina             :                 “ayo anak-anak sudah senja kita pulang,permisi dulu mbak..”
Dina & kk :        “iya, permisi dulu ibu dan Mayang..kami pulang…”
Mayang              :                 “hati-hati teman, sampai jumpa besokk…”
Dina&kk            :                 “iya Mayang..dah..”

Akhirnya di balik rahasia terdapat rahasia, semua telah terkuak dan Semua pulang ke rumah masing-masing, dan Mayang pun merubah hidup dengan menyayangi ibunya dan tidak akan berbuat seperti dulu lagi…



“THE END”
Demi Sahabat

Di sebuah Sekolah Menengah Pertama,  terjalin persahabatan antara Olive, Rian, Qalesya, dan Tita. Hubungan mereka sangat dekat sehingga sudah seperti saudara.

Olive, Rian dan Qalesya sedang bercanda dan bercengkrama di bawah pohon rindang di taman sekolah..

Rian       : “Rasanya bahagia banget bisa sekolah disini, dan bertemu kalian.. setahun sudah kita berteman, hubungan kita sudah semakin terasa dekat.” Ucap Rian.
Olive      : “ahhh kamu lebay banget ian!!”
Rian       : “ikh aku bicara fakta kok, aku ga mau pisah dari kalian semua...”
Qalesya                : “ tapi emang bener kok apa yang di bilang Rian.. kita emang dah cukup lama bersahabat.. inget ya komitmen kita, jangan ada yang pacaran dalam persahabatan ini.”
Olive      : “ hem.. iya iya”
Rian       : “ gimana dong... kayaknya a ... aaku udah mulai ada rasa deh ama kamu live..”
Qalesya: “ biarkan saja deh rasa cintamu itu mengalir seperti air.. enak hubungan kayak gini lah.. dari pada pacaran”
Olive      : “ tenang aja, aku gak kan kecewain kamu kok ian, walaupun kita ga pacaran, tapi tetep kamu masih bisa dapet rasa kasih sayang dari aku..”
Rian       : “ ia live, aku juga sadar kok, aku udah ikhlas merelakan perasaan ku”
Qalesya                : “ aduuuh kalian so sweet dehh.. udah ahh aku mau cerita neehh... mau pada dengerin ga??”

Tiba-tiba tita datang dengan mengjutkan

Tita         : ”hei!!! Hayoo lagi pada ngomongin apaan?? Pasti lagi ngomongin cowo ya??’
Qa;esya: “ gini, aku punya temen cowo baru, dia ganteng lho, soleh, sopan, ahh pokoknya perfect deh..”
Tita         : “ terus ngefek sama kita-kita??
Olive      : “ siapa sya? Mau dong dikenalin...”
Rian       : “ iikh olive, aku cemburu kalau kamu deket sama cowok lain..”
Olive      : “ iikh ya gak apa-apa kalie, kita kan gak ada hubungan apa-apa, jadi ya terserah aku dong kalau aku mau deket sama cowo lain jga,, lagian kan aku cuman pengen kenal”
Sya         : “udah.. udahh jangan ribbut... yia deh ntar aku kenalin sama kalian”
Tita         :” ntar jangan lupa ajakin aku ya, kali aja kecantel.. hahaha”
Semuanya : ngarep!!!
****
Besok harinya, qalesya pun mengenalkan Rifki pada teman-temannya..

Rifki       : “ Rifki Al-Hamzah.. aku sekolah di SMP-IT ATIMU.. aku kenal sama Qalesya di organisasi Seniman garut.”
Semuanya           :”salam kenal ya..”
Rifki       : “emm.. maaf ya teman-teman, ki ada keperluan, ini aku kasih name card aja, itu ada no telp aku, bisa dihubungi, biar kita tambah akrab.”
Olive      : bergumam dalam hati ( duhhh ganteng nyaa.... )dia terus menatap Rifki..
Rifki       : oliv?? Heii!! Kok melamun, aku pamit ya...
Qalesya                : biasa ki, oliv emang suka gituh.. haha...
Olive      : eh..ehh..ehh... yia ki, hati-hati, nanti aku hubungi kamu ya..
Rifki pun pergii...
Tita         : duuh ganteng nyaa..........
Rian       : aahh masih tetep gantengan akuu... buktinya olive aja suka ama aku..
Olive      : sambil wajah meledek he’h
Ke kantin yu ah

Mereke pun pergi ke kantin
***
Qalesya : live, hubungan aku sama Rifki makin deket lho.. dari sikap dan kata-katanya sihh kayaknya dia suka sama akuu..
Olive      : masa?? (padahal dalam hati, oliv sakit, karena dia memang benar-benar suka sama Rifki)
Qalesya                : bner live, aku seneng banget.. cintaku tak bertepuk sebelah tangan....
Olive      : emh, selamat ya sya..
Qalesya                : makasih live, do’ain ya, biar dia cepet-cepet nembak akuu... he,
Olive      : iya..

Olive sangat kecewa, tapi apalah daya, ini adalah suatu kenyataan.. walaupun terhitung dekat hubungan Olive dengan Rifki, tapi apalah daya, Rifki hanya suka pada Qalesya.. dia juga sadar bahwa itu adalah hak mereka. Olive tak berhak untuk melarang mereka..
****
Rian       : olive, dah tau belum? Qalesya udah jadian lho sama Rifki???
Olive      : oh, udah.
Tita         : knapa kamu live?? Kayaknya sedih banget.. ga biasanya kamu begini..
Rian       : iya bebez, kenapa?
Olive      : iikh apaan sih ian, bebeb-bebeb segala. Ngaak aku ga papa. Lagi bad mood aja..
Tiba-tiba datang qalesya
Qalesya                : knapa live, kayaknya lagi kesel..?? cerita donk sama kita”, kita kan friend..
Olive      : nggak, biasa, aku kan punya adik, lagi kesel aja.. (padahal cemburu liat Qalesya)
Olive      : udah ya, aku lagi pengen sendiri..
Olive pun langsung pergi  meninggalkan mereka..
Rian       : kenapa ya si Olive?? Ga seperti biasanya.. cemberut gituh..
Qalesya                : iya ya..ko’ dia kayak gitu?
Tita         : ntah lahh..

Sementara olive sedang merenung..

Gumam olive
“ aduuuh, apa yang harus aku lakukan, Rifki masih terus menghubungiku.. semakin sulit aku melupakan dia dan mengikhlaskan dia, walaupun aku sendiri sakit..  aku ga mau persahabatan aku rusak hanya karna masalah cowo.. tapii,,, smsan doank kan ga papa kali ya?? Hm.. ya udah deh,, mending aku coba dulu jalanin dengan tenang masalah ini”

Olive pun pergi kembali ke kelas..
****
Walupun Rifki pacaran dengan Qalesya, tapi Rifki selalu menghubungi Olive.. hubungan mereka justru semakin dekat.. dan membuat Qalesya curiga, karena Olive selalu terlihat senang setelah kejadian hari itu, dimana Olive terlihat murung dan kesal. Qalesya mempunyai fikiran jika Rifki selingkuh, dan ternyata yang dituduhnya itu adalah olive.

Qalesya                : live, aku ga suka temen makan temen! Kamu ga ngehargain aku, bilang dong dari dulu kalau kamu suka sama Rifki. Bukan gini caranya live..
Olive      : ada apa sya? Aku salah apa sama kamu?
Rian       : ahh.. kamu, ngaku saja! Kamu selingkuhannya Rifki kan? Sudah ku duga.. ngapain sih kamu cari yang lain? Mending sama aku aja, toh ga kan ada konflik apa-apa.. bukan malah mau di jadiin selingkuhan orang!
Qalesya                : aku kecewa sama kamu live!!
Olive      : sya, sungguh, aku tak pernah ada niat untuk jadi selingkuhan pacar kamu, ngapain? Ga da gunanya.. sya, aku sudah hargai kamu, jujur, aku suka sama Rifki sejak pertama kenal, tapi aku udah merelakannya buat kamu.. aku hargai kamu.. tapi mungkin karena aku memang udah terlanjur dekat sama Rifki, terus Rifki juga suka sms aku, aku fikir, kalau aku terus menjalin hubungan dengan Rifki, gak akan menjadi konflik.. tapi ternyata dugaan aku salah.. maafkan aku sya, sungguh, aku tidak selingkuh dengan rifki..
Qalesya                : aahhh bulsyit kamu!!
Rian       : iya.. bohong kamu.. nyesel aku udah temenan sama  kamu..

Tiba-tiba rifki datang..

Rifki       : sya, aku dan Olive gak ada hubungan apa-apa.. aku Cuma deket lewat Hp aja, Cuma temen.. gak  lebih. Hanya kamu yang aku cintai.. aku tak ingin mengecewakanmu.. percayalah...
Qalesya                : iya, aku percaya sama kamu.. tapi aku tidak percaya perempuan ini!!

Qalesya pun pergii, di susul oleh Rifki dan Rian. Tinggal Olive seorang diri..

Gumam Olive
“ aku telah salah memilih jalan ya Allah... ampuni hamba-Mu ini  ya Allah... aku ingin hubungan aku dengan Qalesya dan teman-temanku kembali seperti semula.. aku tak ingin semua menjadi seperti ini..”
***
Setahun berlalu.. saat ini Qalesya, Olive dan teman-temannya sudah berada di sekolah yang baru.. SMA. Sejak kejadian itu, tak ada lagi komunikasi antara mereka..dan mereka telah mempunyai sahabat-sahabat yang baru..

Ihya, adalah teman baru yang sudah akrab dengan Olive.. mereka adalah teman satu bangku di MAN Cendikia Jakarta.

Ihya       : ehh, live, napa jauh-jauh sekolah ke Jakarta? Emang di Garut ga da sekolahan apa? He,
Olive      : ngilangin jejak,sekaligus pengen explore pengalaman di luar Garut.
Ihya       : ngilangin jejak dari apa? Dari siapa?
Olive      : temen yang dulu udah pernah aku lukai, dan melukaiku.. haha.. udahlah jangan bahas hal itu.. itu masa lalu kali..
Ihya       : ya udah.. ga apa-apa kalau ga mau cerita
***
Setelah sekian bulan bersama, rasapun mulai tumbuh di antara mereka (aldi dan olive)..

Aldi        : live, a..aa...aaku mau bicara sama kamu
Olive      : aduh Aldi, mau bicara aja kok kayak yang nervous gitu..
Aldi        : liiive, se..se..ssese...benarnya aku suka sama kamu.. aku cinta sama kamu.. dan aku sayang sama kamu.. tapi aku tak punya apa-apa.. aku hanya bisa ungkapin perasaan aku aja..ini sebagai tanda aku akan pergi.. sebelum aku pergi, kamu harus tau perasaan aku yang sebenarnya pada kamu..
Olive      : hah?? Kamu suka sama aku?? Ga salah??
Aldi        : bener liv, cintaku tulus sama kamu.. tapi aku juga gak begitu berharap bisa jadi pacar kamu.. ungkapan ini telah cukup bagiku.. aku sudah lega..
Olive      : maaf di... aku cuman angggap kamu sahabat, tak lebih.. aku tak bisa dii...
Aldi        : yiia live.. aku dah menduga semua itu..
Olive      : tapi tunggu, emang kamu mau kemana?
Aldi        : aku harus ikut orangtuaku ke Singapore.. aku sadar, ini memang terlalu singkat.. tapi aku tak bisa bantah orangtuaku..
Olive      : iya di.. maafin aku ya...
Aldi        : maafkan aku juga live..
Olive      : kpan kamu akan berangkat?
Aldi        : lusa live.. rencananya besok adalah hari terakhir aku sekolah..
Olive      : ini semua terlalu singkat buat aku aldii...
***
Esok harinya....

Ihya       : diii,, mau kemana?? Kita belum beres merangkai cita-cita kita di langit......
Olive      : iya diii.... menara menanti....

Mereka memang senang berkhayal di bawah menara dengan membayangkan cita-cita mereka dalam gumpalan awan di langit,, yang mereka artikan sendiri..

Aldi        : mungkin masa depanku ada  di Singapur sana.. maafkan aku teman.. suatu saat nanti, kita kan kembali bertemu dengan kesuksesan yang telah diraih...
Olive dan ihya    : amiiin... selamat jalan sahabatku.....
***
Tinggal Ihya dan Olive yang suka merenung di bawah menara sambil melihat langit..
***
Dua bulan berlalu... ihya memperkenalkan cowo barunya pada olive..
Sungguh sial hidup oliv.. niat olive ingin meninggalkan masa lalunya.. tapi malah bertemu lagi dengan tokoh di masa lalunya..

Ihya       : live kenalin, ini Rifki, anak mesin, sekarang dia udah jadi gebetan aku..
Olive pun terkejut, begitupun dengan Rifki..  Rifki pun terkejut dengan sosok yang ia temui...
Ihya       : liv!!
Olive      : Rifki???? Sial hidup aku....
Olive pun pergi ke toilet..
Gumam olive
“ ya Allah... ini kah jalan yang harus ku tempuh.. Justru Rifki lah yang kini berpacaran dengan Ihya. !! Semoga waktu sedang bercanda..! aku ga mau kejadian itu terulang kembali. Aku takkan sanggup jika harus mengulangnya. Berpura-pura tegar seperti dulu. Aku muak!! Tapi kenyataanya kini,mereka memang pacaran. Tak ada yang bisa ku lakukan selain merelakan mereka. Sama seperti yang ku lakukan dulu. DEMI SAHABAT,!! “ T,T

1 komentar:

  1. sekian banyak drama , tapi maaf masih belum cocok untuk tugas ku...........

    BalasHapus